Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid meminta masyarakat di sekitar area Bledug Kramesan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, untuk tidak panik.

"Fenomena terjadinya Bledug Kramesan di daerah Grobogan tersebut bukanlah suatu fenomena yang luar biasa," ujar Wafid dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Apalagi, tutur Wafid melanjutkan, tidak jauh dari Bledug Kramesan terdapat Bledug Kuwu yang secara umum sudah diketahui oleh publik sebagai fenomena mud volcano (gunung lumpur) yang sudah berlangsung selama puluhan tahun.

Wafid menjelaskan bahwa pengaruh gempa terkait gunung lumpur tersebut adalah adanya kemungkinan untuk terbukanya rekahan-rekahan yang dilewati oleh material lumpur.

Dengan terbukanya rekahan-rekahan tersebut, kata Wafid, material mud diapir atau rembesan lumpur akan mengalami pergerakan naik dan ada penambahan debit material.

“Namun, dengan adanya kompresi dan tekanan tektonik pada area tersebut, akan terjadi titik kesetimbangan seperti pada saat sebelum momen kegempaan terjadi,” ucap Wafid.

Adapun aktivitas dari semburan lumpur yang meningkat setelah terjadinya gempa di Bawean pada tanggal 22 Maret 2024 dengan Magnitudo 6,5 diduga dapat menyebabkan hal-hal berikut, seperti sistem migrasi hidrokarbon maupun lumpur menjadi lebih aktif karena adanya bukaan berupa rekahan maupun patahan sebagai akibat adanya gempa dangkal ini.

Lebih lanjut, gempa tersebut juga menyebabkan gejolak lumpur di daerah sekitar Bledug Kuwu dan Bledug Kramesan menemukan jalannya untuk keluar melewati rekahan yang terbentuk akibat gempa tersebut.

“Badan Geologi terus memonitor perkembangan fenomena alam ini,” ucap Wafid.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa tektonik bermagnitudo 6,5 di Laut Jawa yang mengguncang sejumlah wilayah di Indonesia, pada Jumat (22/3), sementara tidak menunjukkan tanda-tanda potensi tsunami.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini menimbulkan kerusakan di Pulau Bawean.
 

Pewarta: Putu Indah Savitri

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024