Seekor anak Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrana) lahir di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Sebanga, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, dalam keadaan sehat dan menunjukkan vitalitas normal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Kepala Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Riau Genmann Hasibuan, di Pekanbaru, Senin, mengatakan gajah tersebut lahir dari induk betina bernama Fuja (20 Tahun) dan jantan bernama Sarma (25 tahun). Gajah Sarma berasal dari hasil evakuasi akibat korban jerat satwa di wilayah Kampar Kiri pada tahun 2008.
"Anak gajah yang lahir Sabtu (6/4) di hari ke-27 Ramadhan 1445 Hijriah, sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan tahun 2024. Semoga menjadi cahaya kebaikan bagi dunia konservasi," katanya.
Pihaknya telah pengecekan kesehatan dan pengukuran morfometri anak gajah. Hasilnya tinggi badan 75 sentimeter, lingkar dada 97 cm, panjang badan 97 cm, berat badan 75,5 kilogram, dan berjenis kelamin betina.
"Tim dokter hewan dan perawat medis satwa dari Balai BKSDA Riau terus memantau intensif kondisi kesehatan induk dan anak gajah tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan pada 2011 International Union for Conservation Nature (IUCN) telah menetapkan tentang status konservasi Gajah Sumatera ke dalam kategori Critically Endangered (CR). Artinya, satwa ini berada di ambang kepunahan.
Gajah Sumatera merupakan salah satu jenis mamalia yang dilindungi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024