Jakarta (Antara) - Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia, Ryan Kiryanto menilai sejumlah daerah di Pulau Sumatera terutama Provinsi Aceh dan Sumatera Selatan perlu melakukan diversifikasi komoditas, menyusul anjloknya harga karet dan sawit.

"Dua daerah ini perlu diversifikasi komoditas karena harga dua komoditas ekspor unggulan yakni karet dan sawit diperkirakan belum membaik hingga awal tahun depan," kata Ryan dalam seminar tentang Dinamika Perekonomian Indonesia di Tengah Turbulensi Perekonomian Global, yang digelar Departemen Komunikasi Bank Indonesia di Jakarta, Kamis

Ia mengatakan harga komoditas diprediksi masih melemah hingga akhir tahun yang dipengaruhi kiris global, terutama anjloknya perekonomian dan jatuhnya nilai mata uang Tiongkok.

Untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar di tingkat perusahaan dan petani komoditas tersebut, pemerintah disarankan memperkuat konsumsi dalam negeri.

"Terutama industri turunan sawit sangat perlu dibangun di dalam negeri sehingga kebutuhan dan permintaan minyak mentah sawit domestik meningkat," ucapnya.

Menuruanya, harga minyak sawit masih memiliki harapan setelah Pemerintah Indonesia dan Malaysia menyatakan keinginan untuk menentukan harga sawit dunia.

Sementara untuk komoditas karet kata dia yang selama ini juga banyak diekspor ke Tiongkok diprediksi masih bertahan rendah hingga akhir tahun.

"Uni Eropa merupakan tujuan ekspor karet dan saat ini permintaan juga menurun sehingga bisa dialihkan ke pasar domestik," ucapnya.

Seminar yang diikuti 45 orang jurnalis dari wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) yang digelar selama dua hari di Jakarta itu juga membahas tentang perkembangan ekonomi global dan domestik serta kebijakan terkini Bank Indonesia.

Asisten Direktur pada Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Muslimin Anwar mengatakan pelatihan jurnalis se-Sumbagsel tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman para jurnalis tentang peran dan tugas Bank Indonesia.

"Juga untuk membahas perkembangan perekonomian terkini baik domestik maupun global," katanya.

Pelatihan tersebut seyogyanya digelar di Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung namun dialihkan ke Jakarta akibat kabut asap yang menutupi Pulau Belitung. Pelatihan itudiikuti jurnalis dari Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu dan Bangka Belitung.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015