Bengkulu (Antara) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, pada Oktober 2015 mengalami deflasi sebsar minus 0,52 persen.

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Dodi Herlando di Bengkulu, Senin, mengatakan Kota Bengkulu menjadi salah satu dari 44 kota se Indonesia yang mengalami deflasi pada Oktober 2015.

"Kabar cukup bagus bagi Bengkulu karena pada bulan lalu juga deflasi," kata dia.

Adapun sektor yang menyumbang deflasi pada Oktober 2015, menurutnya yang tertinggi yakni transportasi angkutan udara, sebesar minus 0,33 persen, selanjutnya cabai merah 0,31 persen,

Sektor transportasi memberikan dampak deflasi karena jumlah permintaan jasa angkutan tersebut mengalami penurunan. "Tidak ada permintaan jasa angkutan udara yang cukup signifikan saat itu," katanya.

Daging ayam ras, telur, minyak goreng, ikan nila, teri, jengkol, dan tomat juga memberi andil deflasi, berkisar dari 0,01 sampai 0,1 persen, katanya.

Pada Agustus 2015 Kota Bengkulu mengalami inflasi tinggi, tercatat menjadi salah satu kota yang mengalami inflasi tertinggi di Indonesia. Angka inflasi pada Agustus 2015 sebesar 1,99 persen.

"Ada perkembangan bagus pada September 2015, Bengkulu mengalami deflasi 0,22 persen, dan sekarang mengalami deflasi lebih rendah lagi," ucapnya.

Walaupun secara keseluruhan mengalami deflasi, namun jika dilihat per barang, bahan pokok beras kata Dodi tetap mengalami inflasi tertinggi.

"Beras memberi andil inflasi 0,11 persen, bahan bakar rumah tangga juga ikut menyumbang inflasi," ujarnya. ***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015