Bengkulu (Antara) - Tiga remaja Bengkulu menggagas sejumlah program perlindungan anak dari kekerasan fisik dan seksual, salah satunya dengan gagasan rumah curahan hati atau "rumah curhat".

"Di `rumah curhat` ini semua anak bebas menyampaikan apa keluhan dan aspirasi mereka untuk menanggulangi kekerasan dan mendapatkan hak-hak sebagai anak," kata Rahayu Oktaviani, pelajar SMA Islam Terpadu Iqra yang dinobatkan menjadi Duta Perlindungan Anak Provinsi Bengkulu di Bengkulu, Rabu.

Tiga pelajar Bengkulu terpilih dari 70 peserta lomba gagasan tentang perlindungan anak yang digelar Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bengkulu bersama yayasan Pusat Pendidikan dan Pemberdayaan untuk Perempuan dan Anak (PUPA) Bengkulu.

Rahayu bersama dua pelajar lainnya dinobatkan oleh Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah sebagai Duta Perlindungan Anak Provinsi Bengkulu usai upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Bengkulu ke-47 di Halaman Kantor Gubernur Bengkulu.

Menurut Rahayu, gagasan "rumah curhat" muncul dari pengalamannya sehari-hari yang menemukan banyak persoalan yang dialami anak-anak dan remaja, termasuk di lingkungan sekolah.

Melalui media "rumah curhat" tersebut, anak-anak dapat menyalurkan aspirasi dan persoalan yang mereka hadapi, terutama berkaitan dengan penanggulangan kekerasan fisik dan mental terhadap anak.

"Nanti `rumah curhat` ini akan dikelola tim yang dibentuk oleh pihak sekolah, beranggotakan perwakilan guru bimbingan konseling, orangtua dan perwakilan pelajar," ujarnya.

Selain "rumah curhat" salah seorang duta lainnya, Annisa Sofia, pelajar SMA Negeri 5 Kota Bengkulu mengatakan dirinya menggagas pembentukan "tim perlindungan anak" di tingkat sekolah.

"Perlindungan anak harus dimulai dari sekolah, mulai dari tidak merokok di hadapan siswa baik para guru, penjaga sekolah hingga pelajar itu sendiri," katanya.

Ia mengharapkan gagasan ini menjadi media yang efektif untuk menanggulangi kekerasan terhadap anak, terutama kekerasan mental berupa "bullying" yang marak terjadi.

Kepala Bidang Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Willy Purnama mengatakan gagasan para duta tersebut diharapkan menjadi terobosan efektif untuk meningkatkan perlindungan anak.

"Kami mencari pola bagaimana anak-anak ini yang berpotensi menjadi korban, pelaku bahkan pelindung bagi teman-temannya sendiri," katanya.

Ia mengatakan gagasan para duta yang terpilih tersebut juga mendapat komitmen dari pihak sekolah untuk mewujudkannya menjadi program sekolah. ***4***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015