Paris (Antara) - Hidangan nasi kuning, bakwan dan urap menjadi rebutan pengunjung saat makan bersama usai peresmian paviliun Indonesia di arena Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (UNFCCC/COP) ke-21 di Le Bourget, Paris, Prancis, Senin.

Setelah peresmian paviliun oleh Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim Rachmat Witoelar, ratusan pengunjung langsung mengambil antrean untuk mendapatkan kuliner khas Nusantara itu.

Tidak hanya para anggota delegasi Indonesia, puluhan warga asing juga terlihat ikut dalam antrean dan menikmati nasi kuning.

Penanggungjawab Paviliun Indonesia Amanda Katili mengatakan bahwa jenis hidangan yang disajikan di agenda COP 21 tersebut merupakan bagian dari promosi kuliner Nusantara.

"Ini bukan pertamakali kita menyajikan nasi kuning, pada COP sebelumnya juga ada dan selalu disukai," katanya.

Selain nasi kuning, kuliner lain yang disajikan adalah berbagai jenis makanan kecil seperti klepon, kue lapis, lemper dan tahu isi.

Amanda menambahkan bhwa selain makanan khas Indonesia, disajikan juga 100 porsi makanan luar negeri seperti sandwich.

Salah seorang warga asing yang menikmati nasi kuning, George asal Inggris mengatakan, makanan khas Indonesia memiliki rasa yang kuat, terutama campuran rempah-rempah pada nasi kuning.

"Enak sekali, apalagi ada potongan ayam goreng, perpaduan yang enak," katanya.

Paviliun Indonesia diresmikan oleh Rachmat Witoelar pada pukul 13.00 waktu setempat.

Selama penyelenggaraan KTT Iklim di Paris yang berlangsung hingga 11 Desember 2015, paviliun Indonesia akan menyelenggarakan 47 sesi yang diisi parapihak mulai dari kalangan swasta, pemerintah dan kelompok masyarakat sipil.

Sebagian besar sesi tersebut akan mengulas tentang upaya parapihak dalam mitigasi perubahan iklim yang menjadi bagian dari upaya Indonesia menurunkan emisi sebesar 29 persen pada 2030.***4***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015