Korban tewas akibat serangan udara Rusia di sebuah adipasar kota Kharkiv di timur laut Ukraina pada Sabtu (25/5) bertambah menjadi 14 orang, menurut laporan pemerintah setempat pada Minggu.
“Jumlah korban tewas bertambah menjadi 14 orang,” tulis Gubernur Kharkiv Oleh Synyehubov di Telegram.
Sebelumnya pada hari yang sama, Synyehubov mengatakan 12 orang tewas dalam serangan yang menargetkan adipasar lokal, dan merusak toko furnitur dan pusat perbelanjaan.
Ia mengklaim penyerangan tersebut dilakukan dengan menggunakan dua buah bom berpemandu.
Dia juga melaporkan 25 orang terluka dan 12 bangunan rusak akibat serangan Rusia lainnya pada hari yang sama, yang melanda distrik Shevchenkivskyi di Kharkiv.
Di tempat lain, Menteri Dalam Negeri Ukraina Ihor Klymenko mengatakan dalam pernyataan di Telegram serangan terhadap adipasar tersebut melukai lebih dari 43 orang, dan menyebabkan 16 orang hilang.
Klymenko menyatakan serangan tersebut menyebabkan kebakaran yang menyebar hingga lebih dari 13.000 meter persegi, serta butuh lebih dari 16 jam untuk memadamkannya.
“Tidak ada satu pun distrik atau jalan di Kharkiv yang tidak mengalami kekejaman seperti yang terjadi ini,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pidato video yang direkam di sisa-sisa percetakan lokal di Kharkiv, yang hancur akibat serangan rudal. Kamis (23/5).
Ketika Ukraina mempertahankan diri di 60 kilometer timur laut kota tersebut, Rusia mempersiapkan serangan lain di 90 kilometer barat laut kota tersebut, kata dia.
Zelenskyy kemudian menekankan pentingnya upaya global untuk mengakhiri perang, khususnya pertemuan puncak perdamaian Ukraina mendatang di Swiss pada 15-16 Juni, dan mengundang rekan-rekannya dari AS serta China untuk menghadiri acara tersebut.
Dia menambahkan pertemuan puncak ini akan menunjukkan siapa yang benar-benar ingin mengakhiri perang, dan tidak hanya mengklaim gencatan senjata yang pasti akan dilanggar Rusia seperti puluhan kali sebelumnya.
Pada 10 Mei, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pasukan Rusia berusaha menembus pertahanan negara di wilayah Kharkiv, guna membuka kawasan baru dalam konflik selama dua tahun yang terkonsentrasi di timur dan selatan negara itu.
Pertempuran di wilayah tersebut semakin meningkat sejak saat itu, khususnya di dekat Vovchansk, yang terletak sekitar 74 kilometer dari Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.
Rusia mengklaim telah menguasai beberapa pemukiman di perbatasan sejak awal serangannya di kawasan Kharkiv, serta kawasan lain termasuk Donetsk.
Sementara itu, pihak berwenang Ukraina mengklaim Rusia merencanakan serangan serupa di wilayah timur laut Sumy, namun Moskow tidak mengkonfirmasi atau membantah.
Sumber: Anadolu-OANA
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
“Jumlah korban tewas bertambah menjadi 14 orang,” tulis Gubernur Kharkiv Oleh Synyehubov di Telegram.
Sebelumnya pada hari yang sama, Synyehubov mengatakan 12 orang tewas dalam serangan yang menargetkan adipasar lokal, dan merusak toko furnitur dan pusat perbelanjaan.
Ia mengklaim penyerangan tersebut dilakukan dengan menggunakan dua buah bom berpemandu.
Dia juga melaporkan 25 orang terluka dan 12 bangunan rusak akibat serangan Rusia lainnya pada hari yang sama, yang melanda distrik Shevchenkivskyi di Kharkiv.
Di tempat lain, Menteri Dalam Negeri Ukraina Ihor Klymenko mengatakan dalam pernyataan di Telegram serangan terhadap adipasar tersebut melukai lebih dari 43 orang, dan menyebabkan 16 orang hilang.
Klymenko menyatakan serangan tersebut menyebabkan kebakaran yang menyebar hingga lebih dari 13.000 meter persegi, serta butuh lebih dari 16 jam untuk memadamkannya.
“Tidak ada satu pun distrik atau jalan di Kharkiv yang tidak mengalami kekejaman seperti yang terjadi ini,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pidato video yang direkam di sisa-sisa percetakan lokal di Kharkiv, yang hancur akibat serangan rudal. Kamis (23/5).
Ketika Ukraina mempertahankan diri di 60 kilometer timur laut kota tersebut, Rusia mempersiapkan serangan lain di 90 kilometer barat laut kota tersebut, kata dia.
Zelenskyy kemudian menekankan pentingnya upaya global untuk mengakhiri perang, khususnya pertemuan puncak perdamaian Ukraina mendatang di Swiss pada 15-16 Juni, dan mengundang rekan-rekannya dari AS serta China untuk menghadiri acara tersebut.
Dia menambahkan pertemuan puncak ini akan menunjukkan siapa yang benar-benar ingin mengakhiri perang, dan tidak hanya mengklaim gencatan senjata yang pasti akan dilanggar Rusia seperti puluhan kali sebelumnya.
Pada 10 Mei, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pasukan Rusia berusaha menembus pertahanan negara di wilayah Kharkiv, guna membuka kawasan baru dalam konflik selama dua tahun yang terkonsentrasi di timur dan selatan negara itu.
Pertempuran di wilayah tersebut semakin meningkat sejak saat itu, khususnya di dekat Vovchansk, yang terletak sekitar 74 kilometer dari Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.
Rusia mengklaim telah menguasai beberapa pemukiman di perbatasan sejak awal serangannya di kawasan Kharkiv, serta kawasan lain termasuk Donetsk.
Sementara itu, pihak berwenang Ukraina mengklaim Rusia merencanakan serangan serupa di wilayah timur laut Sumy, namun Moskow tidak mengkonfirmasi atau membantah.
Sumber: Anadolu-OANA
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024