Musi Rawas, Sumsel  (ANTARA Bengkulu) - Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA)  Kabupaten Musi Rawas,  Sumatra Selatan, meminta pemerintah baik daerah maupun pemerintah pusat dapat membantu kehidupan petani di daerah itu.

"Selama ini kalangan petani di daerah ini belum banyak diperhatikan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, kalaupun ada bantuan untuk petani kebanyakan tidak sampai kepada mereka, akibatnya mereka tetap miskin," kata Ketua KTNA Musi Rawas Ghufron, Senin.

Petani di daerah itu sebagian besar kelompok penggarap, dimana lahan yang mereka olah milik orang lain seperti di kawasan sentra penghasil beras di Kecamatan Tugumulyo, Muara Beliti, Megang Sakti, Purwodadi dan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas.

Petani penggarap ini hanya mengandalkan pendapatan sisa setelah membayar sewa, beli benih, pupuk dan obat-obatan pertanian. Jika hasil panen bagus dan tidak diserang hama penyakit mereka rata-rata dapat menikmati upah kerja Rp800.000 hingga Rp1 juta perbulan.

Rendahnya pendapatan petani tersebut tambah dia, merupakan hasil penelitian yang dilakukan terhadap anggota KTNA setempat yang saat ini berjumlah 2.064 orang yang tergabung dalam 130 kelompok tani (Gapoktan)  dimana mereka setiap kali panen perhektarenya berpenghasilan Rp8-14 juta, setelah dipotong sewa dan biaya lainnya tersisa Rp6 juta.

Ia mengharapkan bantuan yang diberikan pemerintah ke depannya secara langsung ke petani bukan pemilik lahan, karena selama ini bantuan kepada pemilik lahan kemudian baru diberikan kepada petani dan harus dibayar saat panen.

Sebelumnya Kepala Bidang Program pada Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Musi Rawas Mulyono, mengatakan saat ini luas panen padi sawah di daerah itui mencapai 40.125 hektare. Pada tahun ini Pemprov Sumsel menargetkan produksi padi daerah itu sebanyak 252.759 ton gabah kering panen (GKP).

Sedangkan hingga musim tanam April-September 2011 lalu produksi gabah asal daerah ini mencapai 193.472 ton GKP dengan luasan areal panen padi sawah seluas 40.125 hektare.(KR-NMD) 

Pewarta:

Editor : Indra Gultom


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2011