Sungailiat (ANTARA Bengkulu) - Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Bangka mengusulkan sistem pendidikan sebaiknya dikembalikan seperti sebelumnya tanpa ada RSBI
(Rintisan Sekolah bertaraf Internasional (RSBI).

"Kembalikan saja sistemnya seperti yang dulu tanpa RSBI, sehingga ada nuansa keadilan tanpa diskriminasi dalam penyelenggaraan pendidikan bagi setiap anak bangsa tanpa membeda-bedakan status sosial ekonomi," ujar Kepala Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Bangka Syafudin di Sungailiat,
Minggu.

Ia menjelaskan, dalam implementasinya sekarang ini RSBI sarat permasalahan terkait bahasa yang digunakan dalam proses belajar dan mengajar harus bahasa Inggris, padahal dalam UUD 1945 sudah jelas ditegaskan bahasa negara adalah bahasa Indonesia.

Demikian juga kenyataan dalam penerimaan siswa di RSBI, membuka peluang  adanya ketidak jujuran karena anak yang kemampuannya biasa-biasa saja tetapi punya uang bisa lolos masuk RSBI, tetapi anak yang pintar tetapi tidak punya uang tidak bisa lolos.

"Itu disebabkan biaya-biaya RSBI dibebankan kepada anak didik, sehingga orang tua siswa yang tidak mampu jelas sulit menembus RSBI karena dibebani pembiayaan," ujarnya.

Kondisi tersebut, menurut Syafrudin, menyebabkan keberadan dan kualitas RSBI tidak akan lebih baik dibandingkan kelas umum atau reguler karena ada ketimpangan antara tujuan dengan kenyataan
praktik yang ada di lapangan.

"Masalah tersebut juga bisa menimbulkan situasi sosial psikologis yang tidak baik dan memicu persaingan destruktif  di kalangan peserta didik karena berkaitan dengan status sosial antara yang kaya dan miskin," ujarnya.(ant)

Pewarta:

Editor : Zulkifli Lubis


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012