Erupsi Gunung Ibu di Pulau Halmahera, Maluku Utara, teramati menghembuskan abu lebih kurang setinggi 500 meter sebanyak dua kali ke udara dari puncak kawah gunung api itu, Rabu pagi ini.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan dalam keterangan di Jakarta, mengatakan bahwa hembusan erupsi pertama terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5 mm yang berlangsung 1 menit 17 detik.
Erupsi selanjutnya terekam dengan amplitudo maksimum 7 mm yang berlangsung 1 menit 49 detik.
Fenomena letusan berlangsung sejak pukul 07.55 WIT dan 08.43 WIT. Petugas posko pemantau Gunung Ibu di Desa Tokuoko mengamati tinggi kolom abu berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur laut, timur dan tenggara.
Sampai saat ini aktivitas vulkanik Gunung Ibu masih berada pada status level III atau siaga.
PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Ibu maupun wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 4 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
Begitupun jika terjadi hujan abu, masyarakat diharapkan selalu memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya gangguan sistem pernafasan.
Gunung Ibu merupakan gunung api yang memiliki ketinggian puncak 1.340 meter di atas permukaan laut. Secara administratif gunung tersebut masuk ke dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.
Desa Sangaji Nyeku, Desa Goin, Tokuoko, dan Duono, di Kecamatan Tabaru, Halmahera Barat merupakan sejumlah pemukiman penduduk yang dekat dari arah bukaan kawah Gunung Ibu. Masyarakat desa tersebut sempat dievakuasi pada bulan Mei 2024. Namun beberapa hari lalu mereka sudah diantarkan pulang kembali dari pengungsian oleh pemerintah daerah setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan dalam keterangan di Jakarta, mengatakan bahwa hembusan erupsi pertama terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5 mm yang berlangsung 1 menit 17 detik.
Erupsi selanjutnya terekam dengan amplitudo maksimum 7 mm yang berlangsung 1 menit 49 detik.
Fenomena letusan berlangsung sejak pukul 07.55 WIT dan 08.43 WIT. Petugas posko pemantau Gunung Ibu di Desa Tokuoko mengamati tinggi kolom abu berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur laut, timur dan tenggara.
Sampai saat ini aktivitas vulkanik Gunung Ibu masih berada pada status level III atau siaga.
PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Ibu maupun wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 4 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
Begitupun jika terjadi hujan abu, masyarakat diharapkan selalu memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya gangguan sistem pernafasan.
Gunung Ibu merupakan gunung api yang memiliki ketinggian puncak 1.340 meter di atas permukaan laut. Secara administratif gunung tersebut masuk ke dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.
Desa Sangaji Nyeku, Desa Goin, Tokuoko, dan Duono, di Kecamatan Tabaru, Halmahera Barat merupakan sejumlah pemukiman penduduk yang dekat dari arah bukaan kawah Gunung Ibu. Masyarakat desa tersebut sempat dievakuasi pada bulan Mei 2024. Namun beberapa hari lalu mereka sudah diantarkan pulang kembali dari pengungsian oleh pemerintah daerah setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024