Jakarta (Antara) - Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menilai bahwa potensi konflik antara jajarannya dengan TNI akan selalu ada.

"Gesekan itu tidak bisa hilang sama sekali," kata Badrodin usai Rapim TNI-Polri, di Jakarta, Jumat.

Kendati demikian, baik jajaran TNI maupun Polri diminta sigap bila terjadi konflik antara anggota TNI-Polri. 

"Kami sudah sampaikan tadi, para komandan satuan harus cepat turun ke lapangan untuk meredam situasi agar tidak meluas," katanya.

Kepolisian dan TNI, kata Badrodin, terus melakukan upaya secara bersama-sama dalam menciptakan keamanan RI. 

Hal ini diamini oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

"Dalam keluarga saja, kakak adik suka ribut, kan biasa itu. Yang penting jangan sampai ibunya belain. Nanti bapak dengan ibunya ikut ribut," ujar Gatot.

Konflik antara jajaran kepolisian dan TNI kerap terjadi, di antaranya pada Nopember 2014, terjadi bentrok antara anggota Yonif 134/Tuah Sakti dengan Satbrimob Polda Kepri. Kejadian ini disebut-sebut berawal dari saling tatap antara dua anggota TNI dengan dua anggota Brimob. Bentrokan yang diliputi aksi tembak itu menyebabkan satu anggota TNI tewas dan warga sipil terluka terkena peluru nyasar.

Lalu perkelahian antara TNI-Polri yang bermula atas kesalahpahaman pada arena balapan di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, pada Agustus 2015. Peristiwa tersebut mengakibatkan seorang anggota TNI tewas karena tertembak.

Kemudian pada Nopember 2015, di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, terjadi kesalahpahaman antara tim Buser Polres Muara Enim dengan anggota Kodam III Siliwangi TNI ketika keduanya tengah bertugas. Kejadian ini mengakibatkan dua anggota TNI tertembak dan polisi. ***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016