Bengkulu (Antara-IPKB) - Memenuhi kebutuhan  dasar anak untuk tumbuh kembang secara optimal diperlukan peran orangtua dalam pola asuh, asih dan asah.

Peran orangtua dalam pola asuh dengan memenuhi kebutuhan  nutrisi, imunisasi, kebersihan badan dan lingkungan, pengobatan, bermain.

Selain Asuh, orangtua juga dibutuhkan peran dengan pola asih dengan memberikan dan menciptakan rasa aman, nyaman, dilindungi, diperhatikan, dihargai bagi anak, kata seorang psikolog Tika Wibisono kepada warta usai parenting show BKKBN di Bengkulu belum lama ini.

Dalam peran asah, katanya, orangtua perlu melakukan stimulasi (rangsangan dini) pada semua indera (pendengaran,penglihatan, sentuhan, membau, mengacap),sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, mandiri, kreativitas.

Dengan peran dan pola-pola tersebut anak akan dapat tumbuh kembang secara optimal, katanya.
Kewajiban dan tanggung jawab orangtua dan keluarga telah dituangkan dalam UU RI nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak Menumbuh-kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya. Dan mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak, katanya.

Menurut dia, faktor  terpenting agar anak tumbuh kembang optimal,sehat, cerdas dan kreatif. Terpenuhi semua kebutuhan dasar anak, baik itu kebutuhan fisik-biologik, kebutuhan emosi- kasih sayang, kebutuhan stimulasi (rangsangan) Semua sama pentingnya, saling mendukung dan mempengaruhi satu sama lain Jika salah satu tidak tercukupi, anak tidak dapat tumbuh kembang optimal, tidak cerdas dan tidak kreatif Orangtua mempunyai kewjiban dan tanggung jawab untuk mengasuh, merawat dan melindungi anak.

Tumbuh dengan baik melalui pola asuh sejak dini itu maka anak dapat menjadi harapan bangsa dengan kualitas yang dibentuk baik melalui peran pendidikan yang ditanamkan oleh orangtua maupun melalui pendidikan lingkungan dan lembaga pendidikan formal.

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Bengkulu Hadi Sunarto mengatakan, dengan peran aktif orangtua, maka akan tumbuh generasi yang mampu menjaga diri untuk tetap berjalan dalam norma-norma agama, budaya dan adat.

Sehingga mereka dapat tumbuh dan hadir sebagaio generasi penerus pembangunan bangsa.
Remaja sebagai generasi penerus memegang peranan penting dalam memajukan kehidupan bangsa. Dengan demikian itu maka remaja dapat terhindar dari pengaruh-pengaruh menyimpang sehingga merugikan masa depan pemuda.

Saat ini remaja memiliki masalah yang sangat vital, yaitu kehilangan kualitas generasi muda mereka. 

Hal ini terlihat dari berbagai survey yang dilakukan berbagai pihak, yaitu berdasarkan survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (KRRI) tahun 2000 - 2003 didapatkan bahwa remaja mempunyai teman yang pernah berhubungan seksual pada usia 14 - 19 tahun (perempuan 34 persen dan laki-laki 46,5 persen).

Sementara data dari PKBI tahun 2006 menunjukkan bahwa kisaran umur pertama kali melakukan hubungan seksual pada umur 13 - 18 tahun, 60 persen tidak menggunakan alat kontrasepsi dan 85 persen dilakukan di rumah sendiri.

"Ini merupakan suatu kondisi yang harus mendapat perhatian semua komponen bangsa, termasuk generasi muda itu sendiri.

Diperlukan upaya dan langkah-langkah konkrit guna meningkatkan pengetahuap, sikap dan perilaku remaja." 
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bengkulu Maryanan di tempat terpisah menambahkan, pembinaan dan pendidikan terhadap anak sejak dini, BKKBN miliki lembaga Bina Ketahanan Balita (BKB).

Wadah kegiatan keluarga yang mempunyai balita-anak, bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan  orang tua (Ayah dan Ibu) dan anggota keluarga lain untuk mengasuh, membina tumbuh kembang anak melalui kegiatan rangsangan  fisik, mental, intelektual, emosional, spiritual,sosial dan moral  untuk mewujudkan SDM yg berkualitas. Semua kegiatan kelompok itu dalam rangka meningkatkan kesertaan, pembinaan, dan kemandirian ber-KB bagi Pasangan Usia Subur (PUS)  anggota kelompok kegiatan, pungkas Maryana.(rs)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016