Pemerintah Provinsi Bengkulu mengajukan inisiatif kepada kementerian dan lembaga untuk membangun gudang-gudang logistik di wilayah tersebut sebagai upaya pengendalian inflasi.

"Minimal rantai pasokan (komoditas pokok) dijamin untuk lancar (agar tidak terjadi inflasi tinggi di Bengkulu)," kata Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Isnan Fajri, di Kota Bengkulu, Kamis (1/8).

Ia mengatakan geografis Provinsi Bengkulu yang memanjang di pesisir barat Sumatera, dengan panjang 525 kilometer dari selatan ke utara, menjadikan distribusi komoditas ke berbagai kabupaten menjadi tantangan logistik.

Dari ibu kota provinsi, kata dia, beberapa kabupaten memiliki waktu tempuh yang cukup lama, seperti kabupaten yang berbatasan dengan Sumatera Barat dengan jarak 275 kilometer dan waktu tempuh sekitar 7 jam, serta Kabupaten Kaur yang berbatasan dengan Provinsi Lampung dengan waktu tempuh sekitar 6 jam.

Isnan mengatakan jarak yang jauh ini seringkali menjadi penghambat dalam distribusi pasokan komoditas pokok, yang pada gilirannya dapat mendorong naiknya inflasi.

"Untuk stok-stok kalau daerah yang jauh kami minta Kementerian/Lembaga terkait untuk membangun, membentuk semacam gudang logistik di daerah-daerah yang memang transportasinya lebih dari 3 jam, supaya menjamin suplai dan harga komoditas pokok di daerah tidak bergejolak," kata dia.

Sementara itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menunjukkan adanya perlambatan inflasi yang signifikan.

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal, melaporkan, "Secara bulanan (mtm) Provinsi Bengkulu mengalami deflasi 0,7 persen atau inflasi minus 0,7 persen pada Juli 2024." Secara tahunan, inflasi di Bengkulu turun 1,33 poin dari 3,64 persen (yoy) pada Juni 2024 menjadi 2,31 persen pada Juli 2024, mencerminkan dampak positif dari upaya pengendalian harga oleh pemerintah.

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024