Rejanglebong (Antara) - Dua dari 15 kecamatan di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, hingga saat ini belum melakukan penebusan beras sejahtera (rastra) 2016.
Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Rejanglebong, Helvin Elkarido didampingi Kasubag Industri Perdagangan dan Pasar Johar Yanto di Rejanglebong, Senin, menjelaskan, dua kecamatan yang belum menebus rastra adalah Sindang Dataran dan Bermani Ulu.
"Untuk penebusan Januari dan Februari 2016 dua kecamatan belum melakukan penebusan, yakni Kecamatan Sindang Dataran dan Sindang Beliti Ulu, sedangkan untuk 13 kecamatan lainnya sudah menebusnya bahkan sudah ada yang sampai bulan Maret," katanya.
Penebusan beras rastra 2016 itu, kata dia, masih menggunakan data 2015 lalu dengan jumlah penerima sebanyak 19.514 rumah tangga sasaran atau RTS tersebar dalam 15 kecamatan, dengan pengalokasian per rtahun 3.512.520 kg atau perbulannya 292.710 kilometer (kg).
Dari 15 kecamatan ini tercatat kecamatan terbanyak penerimanya berada di Kecamatan Padang Ulak Tanding dengan jumlah 2.875 RTS dengan jumlah beras yang disalurkan per bulan mencapai 43.109 kg.
Sedangkan yang paling sedikit menerima raskin adalah Kecamatan Curup Selatan yakni sebanyak 748 RTS dengan jumlah penyaluran per bulan sebanyak 11.220 kg.
Mekanisme penebusan rastra ini juga tidak mengalami perubahan dengan sistem pembayaran di muka, dengan harga tebus oleh kalangan masyarakat tidak mampu itu sampai titik distribusi di kecamatan masing-masing seharga Rp1.600 per kg. Jumlah per kepala keluarga (kk) penerimanya sebanyak 15 kg atau senilai Rp24.000 untuk setiap kali penyaluran.
Untuk pendistribusian jatah bulan Maret, kata dia, yang sudah melakukan penebusan ialah Kecamatan Curup Utara, Sindang Beliti Ilir dan sebagian desa/kelurahan dalam Kecamatan Bermani Ulu.
"Untuk penebusan April 2016 kami masih menunggu kejelasan penerimanya dan guna kejelasannya kami berkoordinasi dengan BPS dan Bulog Curup dan diketahui kalau jumlah penerima beras bantuan ini belum ada perubahan. Kendati demikian kami masih akan menanyakannya ke pemerintah pusat, karena data yang digunakan ini merupakan data beberapa tahun lalu," ujarnya. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Rejanglebong, Helvin Elkarido didampingi Kasubag Industri Perdagangan dan Pasar Johar Yanto di Rejanglebong, Senin, menjelaskan, dua kecamatan yang belum menebus rastra adalah Sindang Dataran dan Bermani Ulu.
"Untuk penebusan Januari dan Februari 2016 dua kecamatan belum melakukan penebusan, yakni Kecamatan Sindang Dataran dan Sindang Beliti Ulu, sedangkan untuk 13 kecamatan lainnya sudah menebusnya bahkan sudah ada yang sampai bulan Maret," katanya.
Penebusan beras rastra 2016 itu, kata dia, masih menggunakan data 2015 lalu dengan jumlah penerima sebanyak 19.514 rumah tangga sasaran atau RTS tersebar dalam 15 kecamatan, dengan pengalokasian per rtahun 3.512.520 kg atau perbulannya 292.710 kilometer (kg).
Dari 15 kecamatan ini tercatat kecamatan terbanyak penerimanya berada di Kecamatan Padang Ulak Tanding dengan jumlah 2.875 RTS dengan jumlah beras yang disalurkan per bulan mencapai 43.109 kg.
Sedangkan yang paling sedikit menerima raskin adalah Kecamatan Curup Selatan yakni sebanyak 748 RTS dengan jumlah penyaluran per bulan sebanyak 11.220 kg.
Mekanisme penebusan rastra ini juga tidak mengalami perubahan dengan sistem pembayaran di muka, dengan harga tebus oleh kalangan masyarakat tidak mampu itu sampai titik distribusi di kecamatan masing-masing seharga Rp1.600 per kg. Jumlah per kepala keluarga (kk) penerimanya sebanyak 15 kg atau senilai Rp24.000 untuk setiap kali penyaluran.
Untuk pendistribusian jatah bulan Maret, kata dia, yang sudah melakukan penebusan ialah Kecamatan Curup Utara, Sindang Beliti Ilir dan sebagian desa/kelurahan dalam Kecamatan Bermani Ulu.
"Untuk penebusan April 2016 kami masih menunggu kejelasan penerimanya dan guna kejelasannya kami berkoordinasi dengan BPS dan Bulog Curup dan diketahui kalau jumlah penerima beras bantuan ini belum ada perubahan. Kendati demikian kami masih akan menanyakannya ke pemerintah pusat, karena data yang digunakan ini merupakan data beberapa tahun lalu," ujarnya. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016