Rejanglebong (Antara) - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, saat ini tengah mengembangkan pembuatan pupuk organik cair di daerah itu dengan memanfaatkan air seni ternak sapi.

Kepala Disnakan Rejanglebong, Amrul Eby di Rejanglebong, Selasa, menjelaskan pengembangan pupuk organik cair (POC) dari urine sapi tersebut sudah dilaksanakan di Desa Air Meles Bawah, Kecamatan Curup Timur sejak setahun belakangan, dan seterusnya akan dilakukan di 14 kecamatan lainnya.

"Pengembangan POC ini sudah dilaksanakan di Desa Air Meles Bawah, Kecamatan Curup Timur sejak setahun lalu, dan selanjutnya juga akan dikembangkan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu," katanya.

Untuk pengembangan POC di Kecamatan Bermani Ulu tersebut kata dia, mulai dilaksanakan 22 Maret, di mana peserta yang mengikutinya sebanyak 40 orang yang tergabung dalam sejumlah kelompok tani yang berasal dari Kecamatan Bermani Ulu dan ada juga yang berasal dari Kecamatan Bermani Ulu Raya.

Para peserta pelatihan pembuatan POC ini berasal dari sejumlah desa di Kecamatan Bermani Ulu dan Bermani Ulu Raya mendapatkan pelajaran cara membuat POC yang diberikan oleh petugas Disnakan Rejanglebong bersama dengan ketua kelompok peternak Gading Indah Desa Air Meles Bawah yang sebelumnya sudah berhasil mengembangkan POC di Kecamatan Curup Timur.

Pada pembuatan POC dari urine sapi ini kata Amrul Eby, cukup mudah. Urine sapi yang sudah ditampung dalam wadah seperti drum, ember atau lainnya kemudian dicampur dengan berbagai ekstrak tumbuhan rempah seperti temulawak, lengkuas, jahe, temu hitam, kunyit, gula merah atau tetes tebu.

Bahan-bahan ini selanjutnya di campur menjadi satu, dan ditutup rapat dengan lama penyimpanan 21 hingga 23 hari, dan setiap harinya harus dilakukan pengadukan hingga bahan-bahannya tercampur dan membentuk cairan pupuk organik.

Pupuk organik cair atau POC ini selanjutnya bisa dimanfaatkan petani untuk berbagai jenis tanaman baik dengan cara disemprotkan atau disiramkan pada tanaman dengan dosis disesuaikan dengan jenis tanaman maupun umur tanamannya.

"Penggunaan pupuk organik ini selain ramah lingkungan juga mendukung program pemerintah mengurangi ketergantungan dengan penggunaan pupuk kimia. Pupuknya juga tidak bau pesing, dan tentunya akan memberikan nilai tambah bagi peternak karena selain daging, susu juga bisa memanfaatkan kotorannya baik padat maupun cair," ujarnya. ***3***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016