Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyatakan regulasi yang bertujuan untuk melindungi pulau terluar dan masyarakatnya, Pulau Enggano, Bengkulu harus segera terwujud sebelum gelombang investasi masuk.

"Saat ini seluruh wilayah telah terkoneksi dengan infrastruktur jalan yang bagus sepanjang 32 kilometer, terhubung ke bandara dan dua pelabuhan, jaringan internet 4G juga sudah ada," kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Bengkulu, Jumat.

Dengan perkembangan yang pesat tersebut, tentunya kata Rohidin Mersyah minat investasi akan semakin tinggi di Pulau Enggano, apalagi pulau yang terletak di tengah Samudera Hindia tersebut memiliki segudang potensi ekonomi menarik.

"Pulau Enggano ini eksotis, kekayaan bawah laut, nilai wisatanya juga tinggi. Ketika tidak diproteksi sejak sekarang bisa-bisa warga di Enggano tidak menjadi tuan di rumah sendiri," kata dia lagi.

Ketika para investor membeli lahan di pulau tersebut dengan harga yang menarik, dan masyarakat tidak menyadari kerugian dengan penjualan tanah-tanah milik mereka, kata Rohidin akhirnya masyarakat Enggano nantinya malah tersingkir dari kampung halaman sendiri.

"Misalnya investor sudah beli tanah, bangun hotel, lapangan golf, akhirnya warga kita di sana tidak dapat apa-apa (malah tersingkir). Oleh karena itu perlu regulasi setingkat perda di Kabupaten Bengkulu Utara untuk Enggano," kata dia.

Model regulasi di sana kata Rohidin bisa diatur seperti setiap investasi yang masuk harus mengatur 10 persen saham untuk warga Enggano. Hal itu akan menjaga pulau tersebut tidak tergadai kepada para investor.

Masyarakat Pulau Enggano bisa berdaulat di tanah sendiri. Jangan sampai, menurut Rohidin, kejadian warga di Bengkulu akhirnya tergusur oleh perusahaan sawit puluhan tahun lalu dan bahkan saat ini berdampak hukum terulang di wilayah Enggano.*

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024