Dua organisasi kemasyarakatan di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menerima bantuan dana hibah dari pemerintah Australia melalui program KIAT-GESIT 2024 dengan total mencapai Rp2 miliar.
"Alhamdulillah ada dua organisasi di Belitung menerima dana hibah dari pemerintah Australia melalui program KIAT-GESIT 2024 totalnya mencapai Rp2 miliar," kata pembina program KIAT-GESIT Belitung, Ramansyah di Tanjung Pandan, Minggu.
Menurut dia, dua organisasi penerima dana hibah tersebut adalah Ikatan Keluarga Penyandang Disabilitas Belitung (IKPDB) dan Pengurus Daerah (PD) Aisyiyah Belitung.
"IKPDB Belitung mendapatkan dana hibah Rp1 miliar dan bonus Rp500 juta kemudian PD Aisyiyah Belitung mendapatkan dana hibah sebesar Rp500 juta," ujarnya.
Ramansyah mengatakan, program KIAT adalah program kemitraan antara pemerintah Indonesia dan Australia untuk mendukung ekonomi yang berkelanjutan dan inklusi melalui peningkatan akses infrastruktur bagi semua orang.
Sedangkan program GESIT adalah program kerja sama untuk meningkatkan kesetaraan gender dan inklusi sosial dalam infrastruktur lokal di Indonesia.
"Kabupaten Belitung menjadi salah satu kabupaten yang sukses dalam program ini selain Lombok Barat dan Pesisir Selatan Sumatera Barat," katanya.
Disampaikan, banyak program kerja yang telah ditelurkan oleh IKPD Belitung selaku penerima dana hibah program GESIT-KIAT 2024 seperti peraturan bupati tentang partisipasi disabilitas dalam pembangunan infrastruktur, peraturan bupati tentang kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas, dan surat edaran bupati tentang peluang kerja bagi penyandang disabilitas di BUMN, BUMD, dan lembaga pemerintah.
"Saat ini IKPDB sedang melakukan finalisasi peraturan bupati tentang destinasi wisata yang inklusif di Belitung," ujarnya.
Selanjutnya organisasi PD Aisyiyah Belitung, lanjut Ramansyah, sudah menerbitkan peraturan bupati tentang peran serta perempuan dalam pembangunan infrastruktur yang inklusif di daerah itu.
Ramansyah menjelaskan, suksesnya program yang dilaksanakan oleh dua organisasi ini merupakan keberhasilan kinerja Forum Lalulintas Angkutan Jalan (LLAJ) Belitung di bawah koordinasi Dishub Belitung.
"Saat ini juga mereka sedang menyusun peraturan bupati tentang Rute Anak Selamat Sekolah (RASS)," katanya.
Dirinya berharap program ini ke depannya dapat terus berlanjut melalui program yang ada di instansi pemerintah pusat maupun daerah.
"Karena menurut rencana negara pemberi hibah yakni Australia, program ini kemungkinan hanya tiga tahun dan 2026 kemungkinan akan berakhir," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
"Alhamdulillah ada dua organisasi di Belitung menerima dana hibah dari pemerintah Australia melalui program KIAT-GESIT 2024 totalnya mencapai Rp2 miliar," kata pembina program KIAT-GESIT Belitung, Ramansyah di Tanjung Pandan, Minggu.
Menurut dia, dua organisasi penerima dana hibah tersebut adalah Ikatan Keluarga Penyandang Disabilitas Belitung (IKPDB) dan Pengurus Daerah (PD) Aisyiyah Belitung.
"IKPDB Belitung mendapatkan dana hibah Rp1 miliar dan bonus Rp500 juta kemudian PD Aisyiyah Belitung mendapatkan dana hibah sebesar Rp500 juta," ujarnya.
Ramansyah mengatakan, program KIAT adalah program kemitraan antara pemerintah Indonesia dan Australia untuk mendukung ekonomi yang berkelanjutan dan inklusi melalui peningkatan akses infrastruktur bagi semua orang.
Sedangkan program GESIT adalah program kerja sama untuk meningkatkan kesetaraan gender dan inklusi sosial dalam infrastruktur lokal di Indonesia.
"Kabupaten Belitung menjadi salah satu kabupaten yang sukses dalam program ini selain Lombok Barat dan Pesisir Selatan Sumatera Barat," katanya.
Disampaikan, banyak program kerja yang telah ditelurkan oleh IKPD Belitung selaku penerima dana hibah program GESIT-KIAT 2024 seperti peraturan bupati tentang partisipasi disabilitas dalam pembangunan infrastruktur, peraturan bupati tentang kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas, dan surat edaran bupati tentang peluang kerja bagi penyandang disabilitas di BUMN, BUMD, dan lembaga pemerintah.
"Saat ini IKPDB sedang melakukan finalisasi peraturan bupati tentang destinasi wisata yang inklusif di Belitung," ujarnya.
Selanjutnya organisasi PD Aisyiyah Belitung, lanjut Ramansyah, sudah menerbitkan peraturan bupati tentang peran serta perempuan dalam pembangunan infrastruktur yang inklusif di daerah itu.
Ramansyah menjelaskan, suksesnya program yang dilaksanakan oleh dua organisasi ini merupakan keberhasilan kinerja Forum Lalulintas Angkutan Jalan (LLAJ) Belitung di bawah koordinasi Dishub Belitung.
"Saat ini juga mereka sedang menyusun peraturan bupati tentang Rute Anak Selamat Sekolah (RASS)," katanya.
Dirinya berharap program ini ke depannya dapat terus berlanjut melalui program yang ada di instansi pemerintah pusat maupun daerah.
"Karena menurut rencana negara pemberi hibah yakni Australia, program ini kemungkinan hanya tiga tahun dan 2026 kemungkinan akan berakhir," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024