Pemerintah pusat menyelenggarakan kegiatan bertajuk Gelar Karya Revolusi Mental di Provinsi Bengkulu sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berada saing, berkarakter, produktif, kreatif, dan inovatif.
 
"Kami sampaikan Kemenko PMK bersama dengan 14 kementerian lembaga melaksanakan Gelar Karya Revolusi Mental 2024 di Bengkulu. Kegiatannya berupa pelatihan, pendampingan, seminar, serta penyuluhan dengan tujuan memperkuat literasi revolusi mental," kata Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental Pemajuan Kebudayaan Kemenko PMK Warsito di Bengkulu, Senin.
 
Kegiatan tersebut, menurut dia, menjadi bagian dari aksi nyata revolusi mental yang menjadi amanat pemerintah pusat. Kegiatan tersebut juga menjadi bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental menjadi fokus pemerintah.
 
Menurut dia, selama 10 tahun terakhir pemerintah pusat terus berupaya optimal mewujudkan pembangunan fisik, menciptakan keadilan, dan kesejahteraan rakyat yang inklusif merata.
 
Salah satunya yakni bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia, berdaya saing baik dari sisi keilmuan, kreativitas, inovatif, karakter, budaya serta mental.
 
Untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing, kata dia, pembangunan manusia dilaksanakan melalui tiga pilar pembangunan sumber daya manusia (SDM), yaitu penguatan layanan dasar dan perlindungan sosial, peningkatan produktivitas, serta pembangunan karakter.
 
"Bersama 14 kementerian/lembaga yang terlibat dalam pembudayaan literasi, inovasi, dan kreativitas, mari kita bangun Provinsi Bengkulu menjadi lebih baik dan energik," tambahnya.
 
Pembangunan karakter dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dilakukan melalui Prioritas Nasional Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan yang terdiri dari empat program prioritas.
 
"Pertama, revolusi mental dan pembinaan ideologi Pancasila. Kedua, peningkatan pemajuan dan pelestarian kebudayaan. Ketiga, penguatan moderasi beragama. Keempat, peningkatan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas," kata Warsito.
 
Dia menjelaskan peningkatan budaya literasi dalam RPJMN 2020-2024 bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang berpengetahuan, inovatif, kreatif, dan berkarakter. Sementara itu, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 menjadi acuan utama dalam pembangunan ke depan.
 
"Dalam RPJPN 2025-2045 disebutkan bahwa budaya literasi, kreativitas, dan inovasi belum optimal dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini ditandai dengan disparitas kemampuan literasi antarwilayah serta meningkatnya akses penduduk terhadap teknologi informasi dan komunikasi (TIK), yang sayangnya tidak diiringi dengan kemampuan memilah informasi," ucapnya.
 
Oleh karena itu, peningkatan budaya literasi harus diarahkan untuk mendorong inovasi dan kreativitas yang diperlukan dalam mengatasi isu-isu penting, seperti penurunan angka kemiskinan, stunting, serta pemenuhan hak anak.
 
Kemudian, pembangunan karakter sejak usia dini, pembangunan kewilayahan, penanggulangan bencana, kesehatan, dan pendidikan. Semua masalah itu, menurut dia, adalah akar dari ketidakberdayaan masyarakat dalam mengelola pembangunan diri mereka sendiri.
 
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengapresiasi kegiatan Gelar Karya Revolusi Mental yang dipusatkan di Provinsi Bengkulu. Ia berharap bahwa kegiatan ini dapat mendorong perkembangan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas di Bengkulu.
 
"Melihat langsung hasil karya Revolusi Mental dan mengikuti kegiatan produktif ini, kami berharap budaya literasi, inovasi, dan kreativitas semakin menjadi landasan yang dikoordinasikan oleh Kemenko PMK. Kami bersyukur acara ini diadakan di Bengkulu dan diikuti oleh para pemangku kebijakan, termasuk instansi vertikal," ujar Rohidin.

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024