Aliansi Media Siber Indonesia (AMSI) terlibat proaktif mencegah pemilih pemula di Provinsi Bengkulu terjebak dan terpengaruh hoaks pada Pemilihan Kepala Daerah serentak 2024.
 
"Sekarang ini dalam suasana pilkada, seperti yang telah disampaikan sumber-sumber seperti Mafindo, jumlah hoaks meningkat pada semester pertama 2024 ini (yang notabene dalam suasana pesta demokrasi Pilkada Serentak 2024)," kata Ketua AMSI Wilayah Provinsi Bengkulu Komi Kendy di Bengkulu, Kamis
 
Laporan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menyatakan pada semester pertama 2024 ini terdapat temuan 2.119 hoaks. Angka tersebut mendekati total hoaks yang ditemukan sepanjang 2023.
 
"Sementara pemilih pemula, mereka ini hari-harinya itu banyak menghabiskan waktu di media sosial, internet. Rasanya AMSI perlu hadir di sini, karena AMSI perusahaan media siber, platform kami digital, dan kami juga secara perusahaan membuat konten-konten yang fokusnya pada menangkal hoaks," kata dia.
 
Oleh karena itu, menurut Komi selain mendistribusikan berita dan informasi yang akurat serta terpercaya bagi masyarakat lewat masing-masing media siber AMSI, lembaga tersebut juga terlibat proaktif memberikan pelatihan langsung bagi generasi muda supaya mampu membedakan informasi dengan hoaks.
 
Generasi muda dan pemilih pemula menjadi sasaran AMSI, karena kelompok generasi tersebut yang mendominasi media sosial dan menghabiskan banyak waktu dalam bermedia sosial.
 
"Kami tekankan pada pemilih pemula, anak-anak muda sekarang, untuk mencari sumber informasi itu dari sumber yang terpercaya, yaitu media mainstream. Mengajak mereka tidak langsung percaya, meningkatkan kehati-hatian ketika menerima sebuah informasi, harus cek fakta," kata dia.
 
AMSI pun bekerja sama dengan Mafindo, penyelenggara pemilu dan pihak terkait lainnya untuk membimbing pemilih pemula dan masyarakat secara keseluruhan agar tidak mudah terpengaruh oleh hoaks yang bertebaran di media sosial.
 
"Ketika mendapatkan suatu informasi, mesti muncul pertanyaan dalam diri mereka, apakah berita ini benar atau tidak, harus ada keraguan dan mencari kebenaran dari sumber-sumber terpercaya, secara otomatis mereka melakukan cek fakta itu sendiri," kata Komi.
 
Pada pelatihan kali ini, AMSI mengajak 70 generasi muda terlibat langsung belajar bagaimana cara menyaring informasi, membedakan informasi dan hoaks, dan memastikan kebenaran informasi baik dalam bentuk tulisan, foto maupun video yang beredar di laman daring.

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024