Produsen farmasi dan alat kesehatan B. Braun Indonesia yang berlokasi di Cikampek, Kabupaten Karawang, Jabar, meluncurkan cairan infus pereda nyeri dan penurun panas ramah lingkungan dalam kemasan semi-rigid container.
"Cairan infus analgesik-antipiretik (pereda nyeri dan penurun panas) ini sepenuhnya diproduksi di dalam negeri," kata President Director B. Braun Indonesia, Rainer Ruppel di Karawang, Selasa.
Ia menyampaikan, diluncurkannya cairan infus pereda nyeri dan penurun panas ramah lingkungan, menandakan bahwa B. Braun Indonesia mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kemandirian industri farmasi, sekaligus memastikan ketersediaan obat esensial bagi masyarakat Indonesia.
Menurut dia, cairan infus tersebut dirancang untuk memberikan solusi medis yang aman, praktis, dan efektif bagi tenaga kesehatan.
Selain itu juga untuk mempertegas komitmennya dalam mendukung kemandirian industri farmasi nasional dengan memproduksi obat-obatan secara lokal di fasilitas manufakturnya yang berlokasi di Cikampek, Karawang.
"Ini adalah bagian dari komitmen jangka panjang kami untuk berinvestasi di Indonesia, tidak hanya dalam hal produksi, tetapi juga dalam meningkatkan kapasitas dan teknologi lokal," katanya.
Disebutkan bahwa produksi cairan infus analgesik-antipiretik ini juga memperhatikan aspek terhadap dampak lingkungan.
Setiap langkah dalam proses produksinya didukung oleh sumber energi yang ramah lingkungan, termasuk pengoperasian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 1,2 MwP yang mulai beroperasi pada April 2024.
PLTS ini menghasilkan sekitar 1.673 GWh listrik per tahun, memenuhi 20-30 persen kebutuhan listrik pabrik, dan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 705-ton hanya dalam empat bulan pertama operasionalnya, kata Rainer Ruppel.
Corporate Communication B Braun Indonesia, Arya Warhana mengatakan bahwa selain menggunakan energi terbarukan, pihaknya juga berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dari produknya, khususnya limbah medis.
Kemasan semi-rigid container yang menggunakan material polietilen bebas PVC, DEHP, dan lateks adalah sebagai solusi inovatif. Sebab material ini mudah terurai dan dapat membantu mengurangi volume limbah medis, serta risiko kontaminasi lingkungan.
Selain itu, kemasan semi-rigid container juga menawarkan berbagai keunggulan lain bagi tenaga kesehatan, yakni materialnya yang bebas PVC, DEHP, dan lateks membuatnya kompatibel dengan berbagai jenis obat.
Desain produk yang inovatif juga memastikan keamanan dan kenyamanan dalam penggunaannya, serta meminimalkan jejak karbon sepanjang siklus produksinya.
Dengan integrasi antara inovasi produk dan praktik produksi yang berkelanjutan, pihaknya menunjukkan komitmen penuh terhadap visi global B. Braun untuk melindungi dan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, serta mendukung target nasional untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060.
Sementara itu, fasilitas B.Braun Indonesia yang berlokasi di Cikampek diresmikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada 27 Juli 2017 merupakan pusat produksi yang menggabungkan teknologi terkini dengan pendekatan ramah lingkungan.
Perusahaan farmasi dan alat kesehatan yang berkantor pusat di Jerman itu memiliki pabrik farmasi berteknologi tinggi di Karawang, Jawa Barat dan pusat pelatihan medis Aesculap Academy di Tabanan, Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
"Cairan infus analgesik-antipiretik (pereda nyeri dan penurun panas) ini sepenuhnya diproduksi di dalam negeri," kata President Director B. Braun Indonesia, Rainer Ruppel di Karawang, Selasa.
Ia menyampaikan, diluncurkannya cairan infus pereda nyeri dan penurun panas ramah lingkungan, menandakan bahwa B. Braun Indonesia mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kemandirian industri farmasi, sekaligus memastikan ketersediaan obat esensial bagi masyarakat Indonesia.
Menurut dia, cairan infus tersebut dirancang untuk memberikan solusi medis yang aman, praktis, dan efektif bagi tenaga kesehatan.
Selain itu juga untuk mempertegas komitmennya dalam mendukung kemandirian industri farmasi nasional dengan memproduksi obat-obatan secara lokal di fasilitas manufakturnya yang berlokasi di Cikampek, Karawang.
"Ini adalah bagian dari komitmen jangka panjang kami untuk berinvestasi di Indonesia, tidak hanya dalam hal produksi, tetapi juga dalam meningkatkan kapasitas dan teknologi lokal," katanya.
Disebutkan bahwa produksi cairan infus analgesik-antipiretik ini juga memperhatikan aspek terhadap dampak lingkungan.
Setiap langkah dalam proses produksinya didukung oleh sumber energi yang ramah lingkungan, termasuk pengoperasian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 1,2 MwP yang mulai beroperasi pada April 2024.
PLTS ini menghasilkan sekitar 1.673 GWh listrik per tahun, memenuhi 20-30 persen kebutuhan listrik pabrik, dan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 705-ton hanya dalam empat bulan pertama operasionalnya, kata Rainer Ruppel.
Corporate Communication B Braun Indonesia, Arya Warhana mengatakan bahwa selain menggunakan energi terbarukan, pihaknya juga berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dari produknya, khususnya limbah medis.
Kemasan semi-rigid container yang menggunakan material polietilen bebas PVC, DEHP, dan lateks adalah sebagai solusi inovatif. Sebab material ini mudah terurai dan dapat membantu mengurangi volume limbah medis, serta risiko kontaminasi lingkungan.
Selain itu, kemasan semi-rigid container juga menawarkan berbagai keunggulan lain bagi tenaga kesehatan, yakni materialnya yang bebas PVC, DEHP, dan lateks membuatnya kompatibel dengan berbagai jenis obat.
Desain produk yang inovatif juga memastikan keamanan dan kenyamanan dalam penggunaannya, serta meminimalkan jejak karbon sepanjang siklus produksinya.
Dengan integrasi antara inovasi produk dan praktik produksi yang berkelanjutan, pihaknya menunjukkan komitmen penuh terhadap visi global B. Braun untuk melindungi dan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, serta mendukung target nasional untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060.
Sementara itu, fasilitas B.Braun Indonesia yang berlokasi di Cikampek diresmikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada 27 Juli 2017 merupakan pusat produksi yang menggabungkan teknologi terkini dengan pendekatan ramah lingkungan.
Perusahaan farmasi dan alat kesehatan yang berkantor pusat di Jerman itu memiliki pabrik farmasi berteknologi tinggi di Karawang, Jawa Barat dan pusat pelatihan medis Aesculap Academy di Tabanan, Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024