Rejanglebong (Antara) - Harga jual lada hitam di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, dalam sepekan terakhir mengalami penurunan dari Rp120.000 menjadi Rp90.000 per kg.
"Harganya saat ini di tingkat petani Rp90.000 per kg, harga ini turun dibandingkan seminggu lalu yang mencapai Rp120.000 per kg," kata Herman (47) salah seorang petani lada di Kecamatan Bermani Ulu, Jumat.
Turunnya harga jual lada hitam di tingkat petani tersebut kata dia, bersamaan dengan berakhirnya musim panen yang mereka laksanakan sejak awal April lalu.
Sejauh ini dirinya belum mengetahui apa penyebab turunnya harga komoditas andalan masyarakat daerah itu.
Penurunan harga ini tambah dia, selain terjadi pada harga lada hitam juga lada putih. Padahal, sebelumnya sempat bertahan di kisaran Rp220.000, kemudian turun menjadi Rp170.00-180.000 per kg.
Tanaman lada itu sendiri kata dia, banyak ditanam petani di kawasan Desa Pal VIII, Dataran Tapus, Tebat Tenong Luar dan lainnya.
Hasil perkebunan ini selanjutnya mereka jual kepada pedagang pengumpul yang datang ke masing-masing desa atau dibawa langsung ke agen hasil bumi yang ada di Kota Curup.
Dilain pihak, jika harga lada hitam mengalami penurunan harga jual kopi bijian di tingkat petani dalam kawasan Kecamatan Curup Timur juga mengalami penurunan kendati hanya berkisar Rp500 per kg.
"Saat ini harga kopi bijian dibeli oleh pengumpul atau agen Rp18.500 dari sebelumnya Rp19.000 per kg. Harga kopi ini cenderung bertahan, kalau pun ada perubahan harganya tidak terlalu jauh," ujarnya Tono (36) petani kopi di Kelurahan Cawang Lama.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
"Harganya saat ini di tingkat petani Rp90.000 per kg, harga ini turun dibandingkan seminggu lalu yang mencapai Rp120.000 per kg," kata Herman (47) salah seorang petani lada di Kecamatan Bermani Ulu, Jumat.
Turunnya harga jual lada hitam di tingkat petani tersebut kata dia, bersamaan dengan berakhirnya musim panen yang mereka laksanakan sejak awal April lalu.
Sejauh ini dirinya belum mengetahui apa penyebab turunnya harga komoditas andalan masyarakat daerah itu.
Penurunan harga ini tambah dia, selain terjadi pada harga lada hitam juga lada putih. Padahal, sebelumnya sempat bertahan di kisaran Rp220.000, kemudian turun menjadi Rp170.00-180.000 per kg.
Tanaman lada itu sendiri kata dia, banyak ditanam petani di kawasan Desa Pal VIII, Dataran Tapus, Tebat Tenong Luar dan lainnya.
Hasil perkebunan ini selanjutnya mereka jual kepada pedagang pengumpul yang datang ke masing-masing desa atau dibawa langsung ke agen hasil bumi yang ada di Kota Curup.
Dilain pihak, jika harga lada hitam mengalami penurunan harga jual kopi bijian di tingkat petani dalam kawasan Kecamatan Curup Timur juga mengalami penurunan kendati hanya berkisar Rp500 per kg.
"Saat ini harga kopi bijian dibeli oleh pengumpul atau agen Rp18.500 dari sebelumnya Rp19.000 per kg. Harga kopi ini cenderung bertahan, kalau pun ada perubahan harganya tidak terlalu jauh," ujarnya Tono (36) petani kopi di Kelurahan Cawang Lama.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016