Lagu kolaborasi antara Rose BLACKPINK dan Bruno Mars berjudul APT populer di industri musik global. Sejak dirilis pada Jumat (18/10), lagu ini langsung memuncaki berbagai tangga lagu streaming di dunia dan kerap dipakai untuk lagu latar Instastory.
Dengan melodi catchy dan irama pop-dance, lirik lagu ini mengulang kata "Apateu," yang berarti "apartemen" dalam bahasa Korea. Frasa tersebut sukses mencuri perhatian dan menjadi salah satu topik yang paling banyak dibicarakan di media sosial, menarik minat penggemar dari berbagai negara.
Tidak hanya sukses di platform streaming, video musik "APT" yang menampilkan Rose dan Bruno Mars dalam latar kota futuristik juga mencatatkan pencapaian luar biasa di YouTube. Dalam 11 hari pertama, video ini telah ditonton lebih dari 190 juta kali, menjadikannya video musik karya solois Korea tercepat kedua yang mencapai 100 juta penayangan di YouTube setelah "Gangnam Style" milik PSY.
Di TikTok, 'APT' mencetak rekor sebagai lagu Asia tercepat dalam sejarah yang melampaui 1 miliar penayangan, hanya dalam 4 hari.
Namun, di balik popularitasnya, 'APT' menghadapi kontroversi. Antusiasme penggemar di media sosial diikuti dengan seruan boikot terhadap Bruno Mars, yang terkait dengan penampilannya di Tel Aviv, Israel, pada 4 Oktober 2023.
Baca juga: Bruno Mars sapa penggemar di Jakarta
Baca juga: Bruno Mars siap guncang Jakarta, fans heboh ada yang berburu tiket pesugihan
Dalam konser tersebut, Bruno Mars menyampaikan bahwa ia telah lama ingin tampil di Israel. Konser perdana di negara itu, yang berlangsung di Yarkon Park, membuat sejumlah netizen pro-Palestina menilai bahwa Bruno Mars mendukung Israel dan menyerukan boikot terhadap karyanya, termasuk lagu 'APT.'
Perdebatan makin memanas dengan unggahan di TikTok dan media sosial lain yang menyuarakan pro-kontra terkait kolaborasi ini. Salah satu video dari akun TikTok @_ivy_blink yang menggunakan lagu "APT" mendapat banyak komentar dari pengguna TikTok lainnya, termasuk dukungan untuk boikot sebagai bentuk solidaritas mereka untuk Palestina.
"Tapi boikot," tulis @bunnies_** yang mendapat banyak like.
"BOIKOT WOIIII," seru @tr4shdv**.
"Lagunya enak tapi boikot," kata @zihx**.
Selain seruan boikot, komentar juga berisi perdebatan di antara penggemar. Ada yang berpendapat bahwa musik seharusnya dinikmati tanpa dikaitkan dengan pandangan politik, sementara yang lain menilai karya seni harus mencerminkan prinsip yang etis.
Baca juga: 8 anggota UNIFIL Austria terluka akibat serangan Israel di Lebanon
Baca juga: Norwegia ikut kecam Israel karena melarang UNRWA beroperasi
"Sebenarnya Bruno itu pro Israel, tapi Rose enggak. Setelah collab harusnya enggak mesti hangout bareng, tapi balik lagi ke pendapatmu," ujar @lyaa__.**
Terlepas dari kontroversi yang ada, kesuksesan "APT" menunjukkan kuatnya daya tarik kolaborasi antara bintang K-pop dan musisi global seperti Bruno Mars.
agu ini tidak hanya membuat gebrakan di dunia musik, tetapi juga memicu diskusi tentang isu politik dan budaya di kalangan penggemar musik global. Dengan popularitas yang terus meningkat, waktu akan membuktikan apakah kontroversi ini berdampak besar pada kesuksesan 'APT' atau menjadi bagian dari dinamika musik global yang semakin kompleks.
Baca juga: Hamas bersikeras gencatan senjata dulu sebelum berunding dengan Israel
Baca juga: Lebanon ingatkan bahaya konflik internal akibat serangan Israel
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Dengan melodi catchy dan irama pop-dance, lirik lagu ini mengulang kata "Apateu," yang berarti "apartemen" dalam bahasa Korea. Frasa tersebut sukses mencuri perhatian dan menjadi salah satu topik yang paling banyak dibicarakan di media sosial, menarik minat penggemar dari berbagai negara.
Tidak hanya sukses di platform streaming, video musik "APT" yang menampilkan Rose dan Bruno Mars dalam latar kota futuristik juga mencatatkan pencapaian luar biasa di YouTube. Dalam 11 hari pertama, video ini telah ditonton lebih dari 190 juta kali, menjadikannya video musik karya solois Korea tercepat kedua yang mencapai 100 juta penayangan di YouTube setelah "Gangnam Style" milik PSY.
Di TikTok, 'APT' mencetak rekor sebagai lagu Asia tercepat dalam sejarah yang melampaui 1 miliar penayangan, hanya dalam 4 hari.
Namun, di balik popularitasnya, 'APT' menghadapi kontroversi. Antusiasme penggemar di media sosial diikuti dengan seruan boikot terhadap Bruno Mars, yang terkait dengan penampilannya di Tel Aviv, Israel, pada 4 Oktober 2023.
Baca juga: Bruno Mars sapa penggemar di Jakarta
Baca juga: Bruno Mars siap guncang Jakarta, fans heboh ada yang berburu tiket pesugihan
Dalam konser tersebut, Bruno Mars menyampaikan bahwa ia telah lama ingin tampil di Israel. Konser perdana di negara itu, yang berlangsung di Yarkon Park, membuat sejumlah netizen pro-Palestina menilai bahwa Bruno Mars mendukung Israel dan menyerukan boikot terhadap karyanya, termasuk lagu 'APT.'
Perdebatan makin memanas dengan unggahan di TikTok dan media sosial lain yang menyuarakan pro-kontra terkait kolaborasi ini. Salah satu video dari akun TikTok @_ivy_blink yang menggunakan lagu "APT" mendapat banyak komentar dari pengguna TikTok lainnya, termasuk dukungan untuk boikot sebagai bentuk solidaritas mereka untuk Palestina.
"Tapi boikot," tulis @bunnies_** yang mendapat banyak like.
"BOIKOT WOIIII," seru @tr4shdv**.
"Lagunya enak tapi boikot," kata @zihx**.
Selain seruan boikot, komentar juga berisi perdebatan di antara penggemar. Ada yang berpendapat bahwa musik seharusnya dinikmati tanpa dikaitkan dengan pandangan politik, sementara yang lain menilai karya seni harus mencerminkan prinsip yang etis.
Baca juga: 8 anggota UNIFIL Austria terluka akibat serangan Israel di Lebanon
Baca juga: Norwegia ikut kecam Israel karena melarang UNRWA beroperasi
"Sebenarnya Bruno itu pro Israel, tapi Rose enggak. Setelah collab harusnya enggak mesti hangout bareng, tapi balik lagi ke pendapatmu," ujar @lyaa__.**
Terlepas dari kontroversi yang ada, kesuksesan "APT" menunjukkan kuatnya daya tarik kolaborasi antara bintang K-pop dan musisi global seperti Bruno Mars.
agu ini tidak hanya membuat gebrakan di dunia musik, tetapi juga memicu diskusi tentang isu politik dan budaya di kalangan penggemar musik global. Dengan popularitas yang terus meningkat, waktu akan membuktikan apakah kontroversi ini berdampak besar pada kesuksesan 'APT' atau menjadi bagian dari dinamika musik global yang semakin kompleks.
Baca juga: Hamas bersikeras gencatan senjata dulu sebelum berunding dengan Israel
Baca juga: Lebanon ingatkan bahaya konflik internal akibat serangan Israel
Serangan Israel di Lebanon timur tewaskan 60 orang
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024