Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) meresmikan patung panel tiga tokoh luar angkasa Rusia sumbangan Dialogue of Cultures–United World, di Area Taman FIB, Kampus UI Depok untuk memperkuat persahabatan antara Indonesia-Rusia.
Tiga tokoh asal Rusia dalam patung panel tersebut yaitu Konstantin Tsiolkovsky, Sergey Karalyov, dan Yuri Gagarin.
Dekan FIB UI Dr Bondan Kanumoyoso, M.Hum., di Depok, Jumat mengatakan ketiga tokoh penting tersebut tidak hanya dalam bidang luar angkasa, tetapi juga tokoh penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban dunia.
Ketiga tokoh tersebut meletakkan dasar bagi kemampuan manusia dalam mengarungi luasnya angkasa dan alam semesta ciptaan tuhan yang maha besar.
Lebih lanjut ia menyampaikan, berdirinya patung ini menjadi simbol dari persahabatan kedua negara, persahabatan kedua bangsa yang telah terjalin sejak lama.
Ia berharap, persahabatan ini akan terus dikembangkan diantara kedua negara kita dan UI menjadi salah satu yang mempelopori sikap saling mengerti dan memahami kedua bangsa.
Dr Bondan juga menyampaikan rasa terima kasih atas dedikasi Dialogue of Cultures–United World terhadap kepedulian fasilitas edukasi budaya di FIB UI.
Panel patung ini sengaja ditempatkan di tengah-tengah Taman FIB UI agar dapat dilihat oleh mahasiswa dan masyarakat yang berkunjung, tujuannya agar mereka dapat terinspirasi dalam melakukan hal yang luar biasa, seperti ilmuwan Rusia ini.
"Saya harap, upaya ini sebagai langkah awal untuk Indonesia dan Rusia dalam melanjutkan kerja sama dalam bidang pengetahuan serta sains yang lebih unggul,” kata Bondan.
Sementara itu, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Federasi Rusia untuk Republik Indonesia Mr. Sergey Tolchenov berharap dengan diadakannya kegiatan ini akan memperkuat komitmen Indonesia-Rusia terhadap dialog budaya dan sains yang melintasi batas-batas negara.
“Saya percaya bahwa melalui simbol ini, kita tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah, di mana para mahasiswa dan generasi penerus dapat terinspirasi untuk terus mencapai prestasi tertinggi, seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan Rusia dalam menjelajahi alam semesta,” kata Mr. Sergey.
Bersama dengan Mr. Sergey Tolchenov, turut hadir Gubernur Wilayah Kaluga, Federasi Rusia Mr. Vladislav Shapsha; Direktur Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia di Jakarta Mr. Nikita Shilikov; dan Presiden Yayasan Internasional “Dialogue of Cultures - United World” Mr. Ruslan Bayramov.
Acara peresmian tersebut juga dimeriahkan dengan pertunjukan budaya oleh mahasiswa Program Studi Rusia UI. Selanjutnya, acara ditutup dengan pemutaran dengan film “Gagarin: Embracing the World”, sebuah film dokumenter yang didedikasikan untuk Yuri Gagarin sebagai kosmonot Soviet.
Dialogue of Cultures –United World adalah International Charity Public Foundation yang didirikan pada tahun 2005 dengan tujuan untuk melestarikan dan mempromosikan identitas budaya etnis di seluruh dunia, serta mendorong dialog antarbudaya.
Lembaga ini juga mengatasi dampak negatif globalisasi, seperti Westernisasi dan unifikasi budaya melalui berbagai proyek yang mencakup pemasangan monumen, pendidikan, dan promosi toleransi etnis.
Yayasan ini bekerja sama dengan organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), United Nations Educational, Scinetific, and Cultural Organization (UNESCO).
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Tiga tokoh asal Rusia dalam patung panel tersebut yaitu Konstantin Tsiolkovsky, Sergey Karalyov, dan Yuri Gagarin.
Dekan FIB UI Dr Bondan Kanumoyoso, M.Hum., di Depok, Jumat mengatakan ketiga tokoh penting tersebut tidak hanya dalam bidang luar angkasa, tetapi juga tokoh penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban dunia.
Ketiga tokoh tersebut meletakkan dasar bagi kemampuan manusia dalam mengarungi luasnya angkasa dan alam semesta ciptaan tuhan yang maha besar.
Lebih lanjut ia menyampaikan, berdirinya patung ini menjadi simbol dari persahabatan kedua negara, persahabatan kedua bangsa yang telah terjalin sejak lama.
Ia berharap, persahabatan ini akan terus dikembangkan diantara kedua negara kita dan UI menjadi salah satu yang mempelopori sikap saling mengerti dan memahami kedua bangsa.
Dr Bondan juga menyampaikan rasa terima kasih atas dedikasi Dialogue of Cultures–United World terhadap kepedulian fasilitas edukasi budaya di FIB UI.
Panel patung ini sengaja ditempatkan di tengah-tengah Taman FIB UI agar dapat dilihat oleh mahasiswa dan masyarakat yang berkunjung, tujuannya agar mereka dapat terinspirasi dalam melakukan hal yang luar biasa, seperti ilmuwan Rusia ini.
"Saya harap, upaya ini sebagai langkah awal untuk Indonesia dan Rusia dalam melanjutkan kerja sama dalam bidang pengetahuan serta sains yang lebih unggul,” kata Bondan.
Sementara itu, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Federasi Rusia untuk Republik Indonesia Mr. Sergey Tolchenov berharap dengan diadakannya kegiatan ini akan memperkuat komitmen Indonesia-Rusia terhadap dialog budaya dan sains yang melintasi batas-batas negara.
“Saya percaya bahwa melalui simbol ini, kita tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah, di mana para mahasiswa dan generasi penerus dapat terinspirasi untuk terus mencapai prestasi tertinggi, seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan Rusia dalam menjelajahi alam semesta,” kata Mr. Sergey.
Bersama dengan Mr. Sergey Tolchenov, turut hadir Gubernur Wilayah Kaluga, Federasi Rusia Mr. Vladislav Shapsha; Direktur Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia di Jakarta Mr. Nikita Shilikov; dan Presiden Yayasan Internasional “Dialogue of Cultures - United World” Mr. Ruslan Bayramov.
Acara peresmian tersebut juga dimeriahkan dengan pertunjukan budaya oleh mahasiswa Program Studi Rusia UI. Selanjutnya, acara ditutup dengan pemutaran dengan film “Gagarin: Embracing the World”, sebuah film dokumenter yang didedikasikan untuk Yuri Gagarin sebagai kosmonot Soviet.
Dialogue of Cultures –United World adalah International Charity Public Foundation yang didirikan pada tahun 2005 dengan tujuan untuk melestarikan dan mempromosikan identitas budaya etnis di seluruh dunia, serta mendorong dialog antarbudaya.
Lembaga ini juga mengatasi dampak negatif globalisasi, seperti Westernisasi dan unifikasi budaya melalui berbagai proyek yang mencakup pemasangan monumen, pendidikan, dan promosi toleransi etnis.
Yayasan ini bekerja sama dengan organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), United Nations Educational, Scinetific, and Cultural Organization (UNESCO).
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024