Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menunggu kedatangan bantuan hibah dari Bank Dunia melalui Kementerian Kesehatan ke daerah itu.
"Bantuan hibah Bank Dunia yang diberikan melalui Kemenkes itu diperkirakan pada bulan November ini akan tiba di Rejang Lebong," kata Pelaksana Tugas Direktur RSUD Rejang Lebong Dhendi Novianto Saputra saat dihubungi di Rejang Lebong, Sabtu.
Dia menjelaskan bantuan dari Bank Dunia tersebut diberikan dalam bentuk peralatan kesehatan dengan nilai mencapai Rp48 miliar.
Peralatan kesehatan yang akan diterima RSUD Rejang Lebong, kata dia, berupa peralatan cath lab, CT scan dan CT toksin. Nantinya pasien yang terkena stroke, kanker, dan gangguan saraf akan bisa ditangani di RSUD Rejang Lebong sehingga pasien tidak perlu lagi dirujuk ke luar daerah.
Menurut Dhendi yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong ini, untuk menempatkan peralatan kesehatan ini pihaknya telah membangun ruangan khusus yang berada di lantai dasar gedung rawat inap lantai empat RSUD Rejang Lebong.
Ruangan khusus yang masih dalam proses pengerjaan itu untuk penempatan alat CT Scan, CT toksin, dan peralatan cath lab, dengan pembiayaan dari BLUD RSUD Rejang Lebong lebih kurang Rp1 miliar.
"Saat ini pembangunan ketiga ruangan itu berkisar 40 persen, targetnya sampai akhir tahun nanti sudah selesai," katanya.
Terkait dengan kesiapan pelayanan dan pengoperasian tiga jenis alat bantuan dari Bank Dunia ini, pihaknya sudah menyekolahkan dua dokter spesialis untuk mengambil subspesialis.
"Dua dokter ini satu orang mengambil spesialis saraf dan satu lagi menempuh pendidikan penanganan stroke. Mereka disekolahkan dalam rangka meningkatkan SDM sehingga bisa mengoperasikan peralatan bantuan hibah ini," katanya.
Selain itu, manajemen RSUD Rejang Lebong sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah rumah sakit rujukan nasional di bawah naungan Kemenkes, seperti Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON), RS Dharmais untuk penanganan kanker, RSJKO Bengkulu, dan RSJ Bogor.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
"Bantuan hibah Bank Dunia yang diberikan melalui Kemenkes itu diperkirakan pada bulan November ini akan tiba di Rejang Lebong," kata Pelaksana Tugas Direktur RSUD Rejang Lebong Dhendi Novianto Saputra saat dihubungi di Rejang Lebong, Sabtu.
Dia menjelaskan bantuan dari Bank Dunia tersebut diberikan dalam bentuk peralatan kesehatan dengan nilai mencapai Rp48 miliar.
Peralatan kesehatan yang akan diterima RSUD Rejang Lebong, kata dia, berupa peralatan cath lab, CT scan dan CT toksin. Nantinya pasien yang terkena stroke, kanker, dan gangguan saraf akan bisa ditangani di RSUD Rejang Lebong sehingga pasien tidak perlu lagi dirujuk ke luar daerah.
Menurut Dhendi yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong ini, untuk menempatkan peralatan kesehatan ini pihaknya telah membangun ruangan khusus yang berada di lantai dasar gedung rawat inap lantai empat RSUD Rejang Lebong.
Ruangan khusus yang masih dalam proses pengerjaan itu untuk penempatan alat CT Scan, CT toksin, dan peralatan cath lab, dengan pembiayaan dari BLUD RSUD Rejang Lebong lebih kurang Rp1 miliar.
"Saat ini pembangunan ketiga ruangan itu berkisar 40 persen, targetnya sampai akhir tahun nanti sudah selesai," katanya.
Terkait dengan kesiapan pelayanan dan pengoperasian tiga jenis alat bantuan dari Bank Dunia ini, pihaknya sudah menyekolahkan dua dokter spesialis untuk mengambil subspesialis.
"Dua dokter ini satu orang mengambil spesialis saraf dan satu lagi menempuh pendidikan penanganan stroke. Mereka disekolahkan dalam rangka meningkatkan SDM sehingga bisa mengoperasikan peralatan bantuan hibah ini," katanya.
Selain itu, manajemen RSUD Rejang Lebong sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah rumah sakit rujukan nasional di bawah naungan Kemenkes, seperti Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON), RS Dharmais untuk penanganan kanker, RSJKO Bengkulu, dan RSJ Bogor.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024