Bengkulu (Antara) - Permukaan air laut yang naik menimbulkan sedimentasi di muara sungai turut memperparah banjir yang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

"Sedimentasi atau tumpukan pasir yang membendung muara membuat air sungai tidak bisa lagi mengalir ke laut, sehingga meluap ke permukiman dan kebun warga," kata Kepala Bidang Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Seluma, Bengkulu, Mulyadi di Bengkulu, Rabu.

Menurut dia, kenaikan permukaan air laut membuat penanganan banjir di wilayah pesisir menjadi rumit. Sebab, pengerukan muara sungai dapat mengakibatkan banjir rob atau air laut yang menggenangi daratan.

Kondisi ini, katanya, dapat menimbulkan intensitas banjir yang lebih tinggi di wilayah rawan banjir.

Ia mencontohkan banjir yang terjadi pada Minggu (29/5) yang melanda sembilan desa di tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Seluma.

Intensitas hujan yang tinggi selama dua hari di wilayah itu membuat ratusan rumah terendam banjir di delapan desa akibat luapan Sungai Sindur dan Sungai Kungkai.

Sembilan desa terdampak banjir yakni Desa Padang Pelasan, Lawang Agung, Desa Pagar Agung, Desa Ngalam, Desa Gunung Agung, Desa Lunjuk dan Desa Sakaian, Desa Talang Tinggi dan Desa Simpang Tiga Ngalam.

Pantauan di muara Sungai Kungkai, gundukan pasir seluas lapangan sepakbola menutupi muara sungai tersebut. Bahkan masyarakat mulai menghijaukan sisi muara sungai yang tertutup pasir tersebut dengan pohon cemara laut.

Menurut Koordinator Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Bengkulu, Ali Akbar, salah satu solusi mengatasi banjir di wilayah itu adalah memperbanyak kanal sehingga luapan sungai tidak merendam permukiman warga.

Memang kuncinya adalah kelestarian kawasan hulu sungai, tapi kondisi saat ini hilir juga turut memperparah banjir di wilayah itu karena permukaan air laut semakin tinggi, kata dia.

Ali mengatakan upaya pemerintah untuk membangun tangggul di pinggir sungai seharusnya diubah dengan memperbanyak kanal.

Dalam jangka panjang kata dia, perbaikan wilayah hulu mendesak dilakukan dengan cara menata ulang kawasan penyangga hutan sebagai daerah tangkapan air.***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016