Anggota DPR RI Riyono mengusulkan gerakan "one day one fisih" atau satu hari satu ikan dalam implementasi program Makan Bergizi Gratis untuk mengatasi stunting sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir.
"Gerakan 'one day one fish' atau 1 hari 1 ikan bagi keluarga Indonesia yang di gagas PKS setidaknya memberikan kontribusi penting untuk mencegah stunting sekaligus memberantas kemiskinan ekstrim di wilayah pesisir,” kata Riyono dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Ia lalu menjelaskan, ikan sebagai sumber protein itu berpotensi besar mampu memberikan daya kejut bagi pengentasan bayi stunting.
"Ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein tinggi dan memiliki kandungan asam lemak, Omega 3, Omega 6 dan Omega 9 sangat relevan sebagai salah satu sumber gizi untuk mendukung program pencegahan dan penanganan stunting,” kata Riyono.
Saat ini, ujar dia melanjutkan, angka konsumsi ikan nasional berupa ikan utuh segar pada tahun 2021 mencapai 55 kilogram per kapita. Adapun target angka konsumsi ikan tahun 2024 sekitar 62,5 kilogram per kapita. Menurut Riyono, percepatan konsumsi ikan bagi ibu hamil dan masyarakat pada umumnya harus terus dipacu.
Riyono memandang penurunan angka stunting 7 persen dalam 1 tahun harus didorong dengan peningkatan konsumsi ikan yang mencapai minimal 5–8 kilogram per bulan atau minimal 60 kilogram per tahun. Bahkan, kata dia menambahkan, konsumsi ikan itu bisa dorong 100–120 kilogram per tahun, seperti Jepang, atau minimal 80 kilogram per tahun seperti Malaysia.
“Jika ini bisa dilakukan, stunting bisa cepat turun. Ikan yang baik untuk dikonsumsi anak seperti ikan kembung, salmon, nila, tuna, cakalang, gabus, lele,” kata Riyono menambahkan.
Lalu terkait dengan peningkatan perekonomian, Riyono mengatakan gerakan satu hari satu ikan akan memberikan potensi ekonomi kurang lebih hampir 13–20 juta ton ikan yang akan terbeli.
"Masyarakat Indonesia jumlahnya 260 juta. Kalau dikalikan dengan tingkat konsumsi ikan per tahun yang sekitar 53 kg per orang, maka kita membutuhkan sekitar 13 juta ton. Ada potensi ekonomi 13 juta dikali 5.000, yakni 780 miliar per tahun, itu baru satu jenis ikan. Jelas program ini akan memberikan dampak ekonomi yang baik untuk wilayah pesisir," kata Riyono menjelaskan.
“Dua alasan tadi sudah cukup untuk mendorong nelayan dan bangsa Indonesia melahirkan generasi cerdas, mencegah stunting. Ayo, kita dorong 'one day one fish' menuju Indonesia Emas 2045," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024