Bengkulu, (Antarabengkulu.com) - Sejumlah tradisi unik dilaksanakan guna menyambut Idul Fitri di Provinsi Bengkulu, antara lain Bakar Gunung, takbiran dengan musik dol dan Cencang Kertok.
    Masyarakat Suku Serawai di Bengkulu menggelar tradisi "bakar gunung" yakni membuat gundukan dari batok kelapa lalu dibakar untuk menyemarakkan malam takbiran menyambut 1 Syawal 1437 Hijriah. "Bakar gunung hanya penamaan karena tumpukan batok kelapa dibuat menjulang seperti gunung lalu dibakar," kata Sekretaris Bengkulu Heritage Society (BHS), Asnody Restiawan.
    Pada zaman dulu, kegiatan "bakar gunung" tersebut dilakukan merata oleh warga di depan rumah. Pembakaran batok kelapa kering yang tersusun rapi hingga setinggi lebih satu meter menjadi pemandangan umum di depan rumah warga."Apalagi zaman dulu belum ada listrik sebagai penerangan jadi pembakaran batok kelapa ini jadi penerang sebagai bentuk sukacita menyambut Idul Fitri," ucapnya.
    Sementara, gema takbir yang diiringi tabuhan dol berlangsung di kompleks Masjid Jamik atau disebut juga Masjid Bung Karno di Kota Bengkulu. "Atraksi tabuh dol sangat seru karena menuntut kekompakan pemain," kata Ida, seorang warga.
    Dol yang merupakan alat musik tradisional khas Bengkulu itu yang berbentuk mirip bedug tapi hanya satu sisi yang ditutup kulit.
    Ada tujuh dol yang dibariskan lalu ditabuh bersamaan dengan irama tertentu untuk mengiringi takbir.
    Lain lagi dengan masyarakat Kecamatan Selagan Raya, Kabupaten Mukomuko yang masih mempertahankan "cencang kertok", yaitu tradisi gotong-royong untuk membeli kerbau untuk mendapatkan daging yang dijadikan berbagai menu saat Idul Fitri.
    "Tradisi ini sudah turun temurun dari nenek moyang. Kami bergotong-royong membeli ternak kerbau untuk mendapatkan daging," kata Zuwir, tokoh masyarakat Desa Sungai Ipuh, Kabupaten Mukomuko.
    Tradisi tersebut digelar dua kali yakni saat menyambut bulan puasa atau Ramadhan dan menyambut hari kemenangan, Idul Fitri.
    Ternak yang disembelih adalah jenis kerbau yang dipelihara sendiri oleh kelompok masyarakat di wilayah itu.  
    "Penyembelihan ternak dilakukan sehari sebelum bulan puasa dan sehari sebelum masuk Lebaran, untuk memenuhi kebutuhan daging warga sekitar," ucapnya. 

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Riski Maruto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016