Awal tahun 2025 Bukalapak akan menutup toko online marketplacenya. Perusahaan yang dulu dikenal sebagai pelopor e-commerce bagi UMKM ini resmi menghentikan penjualan produk fisik dan akan beralih fokus ke produk virtual seperti pulsa, token listrik, hingga voucher digital emas. Langkah ini mengundang pertanyaan, bagaimana Bukalapak bisa bersaing dengan raksasa seperti Tokopedia dan Shopee?

Tokopedia: Salah Satu Pemimpin Lokal yang Terintegrasi
Sebagai bagian dari GoTo Group, Tokopedia terus mempertahankan model bisnis marketplace tradisional. Dengan fokus pada pemberdayaan UMKM dan integrasi layanan digital melalui ekosistem Gojek, Tokopedia tetap kompetitif dengan menghadirkan program seperti gratis ongkir, promosi besar-besaran, dan inovasi teknologi yang mempermudah pengalaman pengguna.

Shopee: Salah Satu Raksasa Regional dengan Diskon
Shopee, di sisi lain, mendominasi pasar e-commerce dengan strategi agresif. Diskon besar, flash sale, dan subsidi ongkir terus menjadi daya tarik utama. Shopee juga memperluas portofolio produk digital, namun tidak meninggalkan produk fisik sebagai daya jual utama mereka. Platform ini bahkan mengembangkan ekosistem pembayaran melalui ShopeePay untuk mendukung pengalaman belanja yang lebih terintegrasi.

Shopee juga mengembangkan layanan antarbarang/ kurir sendiri lewat Shopee Express (SPX).

Baca juga: Mantan CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin bergabung ke Kemenko Marves
Baca juga: Dirut Bukalapak mundur karena akan bekerja untuk pemerintah

Bukalapak: Fokus ke Produk Virtual, Strategi Bertahan atau Risiko Besar?
Dengan meninggalkan produk fisik, Bukalapak mengambil langkah berbeda. Di tengah persaingan ketat, keputusan ini bisa jadi upaya untuk fokus pada keuntungan dan efisiensi operasional. Pasar produk virtual memang memiliki margin keuntungan yang tinggi, tetapi dengan langkah ini, Bukalapak harus menghadapi tantangan besar, termasuk kehilangan sebagian pengguna yang bergantung pada produk fisik.


Toko Online Masih Buka Sampai Bulan Depan

Manajemen Bukalapak menyadari bahwa perubahan ini akan berdampak pada para Pelapak dan menegaskan komitmen untuk memfasilitasi transisi ini melalui panduan dan langkah-langkah pendukung yang telah disiapkan.

Pelanggan masih dapat membeli produk fisik yang tersedia di marketplace hingga 9 Februari. Namun, mulai 1 Februari, fitur untuk menambahkan produk baru akan dihentikan. Perusahaan juga menjelaskan bahwa semua pesanan yang belum diproses hingga batas waktu yang ditentukan akan dibatalkan secara otomatis, dan dana konsumen akan dikembalikan.

"Kami berkomitmen untuk terus mendukung seluruh pengguna Bukalapak selama masa transisi ini," ungkap manajemen Bukalapak dalam pernyataanya.

Baca juga: Grab, Emtek dan Bukalapak resmikan program Kota Masa Depan
Baca juga: Aplikasi, "e-commerce" dan dompet digital sediakan kurban daring

Pewarta: A061

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025