Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya peran para penghulu di Kantor Urusan Agama (KUA) dalam menekan angka perceraian di Indonesia.

"Penghulu itu bukan saja mencatatkan nikah. Anda semua juga harus bisa mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pernikahan. Karenanya penting untuk menguasai cara berkomunikasi kepada masyarakat," ujar Menag Nasaruddin Umar dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Februari 2024, angka perceraian di Indonesia mengalami penurunan hingga 10,2 persen pada 2023 dengan 463.654 kasus. Tahun sebelumnya angka perceraian mencapai 516.344 kasus.

Menag merasa prihatin dengan tingginya angka perceraian di Indonesia. Karenanya, ia meminta seluruh jajaran Kemenag untuk dapat berkontribusi untuk mengedukasi masyarakat guna menurunkan angka perceraian.

Saat ini, menurut Menag, data menunjukkan perceraian di Indonesia 60 persen dialami oleh pasangan dengan usia pernikahan di bawah lima tahun.

"Kalau sudah begini, yang pasti terkena dampak adalah perempuan dan anak. Ini kita harus prihatin. Jadi penghulu, termasuk juga penyuluh, harus dapat memberikan edukasi dan konseling di wilayahnya masing-masing," kata Menag.

Di sisi lain, Menag Nasaruddin mengatakan dalam dunia yang semakin cepat saat ini, keterampilan komunikasi dengan memadukan teknologi seperti Artifisial Intelligence (AI) menjadi salah satu modal agar dapat menghadapi perubahan.

"Saya berharap kemampuan komunikasi yang diperoleh saat ini dapat berdampak terhadap turunnya angka perceraian," kata Menag.

Sementara Direktur Bina KUA dan Keluarga Kemenag Cecep Khairul Anwar mengatakan saat ini terdapat 9.333 penghulu se-Indonesia, terdiri dari 8.661 penghulu berstatus PNS dan 672 berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Ia berharap para penghulu dapat mewujudkan pendekatan bimbingan perkawinan (bimwin) yang lebih baik bagi masyarakat.

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025