Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes PolrIi, Kombes Pol Ahmad Fauzi menegaskan bahwa delapan kantong jenazah yang diterima RS Polri Kramat Jati bukan berarti ada delapan jenazah yang telah diterima rumah sakit tersebut.

"Saya ingatkan delapan kantong jenazah bukan berarti delapan jenazah, bisa saja isinya kurang dari itu atau lebih dari itu," katanya di Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan, proses pencarian korban masih berlangsung. Pihaknya sudah membuka posko ante mortem dan post mortem untuk korban kebakaran Glodok Plaza ini.

Menurut dia, sejak mendapatkan laporan ada kebakaran, tim DVI segera membentuk posko ante mortem untuk menunggu pengiriman jenazah dari lokasi kejadian yang buka selama 24 jam

"Jadi sejak hari pertama sampai sekarang kita telah menerima sebanyak delapan kantong jenazah," kata dia.

Ia mengatakan untuk isi delapan kantong jenazah ini adalah bagian dari tubuh semua atau cuma serpihan-sepihan dari bangunan sekitarnya dan sebagainya. "Kan kita tidak tahu karena kondisinya terbakar," kata dia.

Menurut dia, ini tentu sulit dibedakan secara visual sehingga dibutuhkan "scientific". Misalnya secara ilmiah apakah ini jenazah atau bukan.

"Kalau jenazah ini siapa dan sebagainya," kata dia.

Selain itu, pihaknya menerima laporan dari keluarga yang merasa anggota keluarganya hilang atau diduga menjadi korban dalam kejadian tersebut.

Pihaknya minta data-data korban sebelum meninggal dunia, ciri-ciri fisik, pakaian, perlengkapan dan aksesoris yang terakhir dipakai pada saat kejadian. Kemudian terakhir sampel DNA.

"Kita tanya juga sidik jarinya, kartu keluarganya. Nanti kita bisa telusuri sidik jarinya," kata dia.

Pencocokan ini membutuhkan waktu satu hingga dua minggu karena meski profil korban sudah keluar tetap harus menunggu data pembanding. "Ini yang membutuhkan waktu," kata dia

Pewarta: Mario Sofia Nasution

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025