Surabaya (Antarabengkulu.com) - Seorang waria asal Lumajang, Sutrisnawati (52), berangkat menunaikan ibadah haji dengan Kloter 58/Lumajang, Kamis.

         "Saya sudah lama ingin menunaikan ibadah haji, tapi kalau saya seperti begini ya takdir, karena itu saya ingin berdoa di Tanah Suci agar menjadi orang yang sholeh, bukan sholewati," katanya, tertawa.

         Ditemui menjelang keberangkatan dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya, waria asal Desa Kunir, Kecamatan Jatimulyo, Lumajang itu mengaku dirinya menjadi waria itu bukan keinginan dirinya.

         "Saya berangkat dengan KTP laki-laki, karena petugas Imigrasi memeriksa saya dan saya dinyatakan sebagai laki-laki, tapi sepulang dari Tanah Suci, saya akan kadang-kadang berpakaian wanita," katanya.

         Menurut perias pengantin di desanya itu, dirinya sudah menabung selama 10 tahunan untuk bisa menunaikan ibadah haji. "Saya berangkat sendiri, saya gabung dengan tetangga di desa," katanya.

         Tentang doa yang dipanjatkan di Tanah Suci, Sutrisnawati mengaku akan selalu memohon doa untuk keselamatan di dunia dan akhirat, termasuk diberi kemantapan untuk menjadi laki-laki.

         "Saya berangkat sendiri, saya mandiri. Saya menunaikan ibadah haji dengan tetangga," kata waria yang sepintas memang masih memiliki gaya seperti halnya perempuan.

         Sutrisnawati masuk ke Asrama Haji Embarkasi Surabaya pada Rabu (31/8) sore dan berangkat ke Tanah Suci pada Kamis (1/9) sore.

         Pada tahun 2012, ada juga waria asal Jember, yang berangkat menunaikan ibadah haji dengan Kloter 69/Jember, yakni Sutika bin Marwapi (42). Waria yang berdagang di pasar itu kini sudah menjadi haji.

Pewarta: Edy M Ya'kub

Editor : Riski Maruto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016