Bengkulu (Antara) - Gubernur Bengkulu, Ridwan Mukti menyatakan penyelenggaraan Festival Tabot yang digelar setiap menyambut 1 Muharram di Bengkulu akan mendukung program "Visit Bengkulu 2020" yang digagas pemerintah daerah Bengkulu.
"Festival Tabot ini menjadi modal strategis untuk menyukseskan `Visit Bengkulu 2020`. Karena itu, penyelenggaraan berikutnya harus lebih baik," kata Ridwan di Bengkulu, Senin.
Menurut dia, kemasan dan kualitas konten harus menjadi prioritas untuk mempersiapkan kegiatan serupa pada tahun berikutnya.
Festival Tabot sudah masuk dalam kalender wisata Provinsi Bengkulu namun selama ini kurang efektif untuk menarik kunjungan wisatawan ke daerah ini.
Tabot berasal dari kata "tabut" yang berarti peti mati, merupakan peringatan terhadap kematian cucu Nabi Muhammad SAW yang gugur dalam perang di Padang Karbala.
Ritual yang dimulai sejak 1600-an oleh Keluarga Kerukunan Tabot (KKT) ini sudah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Bengkulu yang diperingati setiap tahun.
Tabot digelar pada 1-10 Muharram kemudian dipadu dengan kegiatan seni budaya oleh pemerintah daerah dan menjadi bagian dari promosi wisata budaya dan religi di Bengkulu.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Suparhim Onoh mengatakan selain kegiatan utama yakni ritual tabot yang digelar KKT, festival tersebut juga dikemas untuk menampilkan kekayaan seni dan budaya lokal.
"Kegiatan ini tidak hanya untuk menarik wisatawan tapi juga lebih jauh yakni menggaet investor untuk menanamkan investasi di Bengkulu," ucapnya.
Pemerintah Provinsi Bengkulu mengalokasikan dana Rp600 juta untuk penyelenggaraan festival yang dibuka pada 2 Oktober 2016 itu dan sebesar Rp200 juta yang diserahkan kepada KKT Bengkulu untuk menggelar ritual Tabot.
Selain penampilan seni dan budaya, kegiatan tersebut juga diisi pameran produk unggulan dan potensi sumber daya alam Bengkulu serta pasar rakyat.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
"Festival Tabot ini menjadi modal strategis untuk menyukseskan `Visit Bengkulu 2020`. Karena itu, penyelenggaraan berikutnya harus lebih baik," kata Ridwan di Bengkulu, Senin.
Menurut dia, kemasan dan kualitas konten harus menjadi prioritas untuk mempersiapkan kegiatan serupa pada tahun berikutnya.
Festival Tabot sudah masuk dalam kalender wisata Provinsi Bengkulu namun selama ini kurang efektif untuk menarik kunjungan wisatawan ke daerah ini.
Tabot berasal dari kata "tabut" yang berarti peti mati, merupakan peringatan terhadap kematian cucu Nabi Muhammad SAW yang gugur dalam perang di Padang Karbala.
Ritual yang dimulai sejak 1600-an oleh Keluarga Kerukunan Tabot (KKT) ini sudah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Bengkulu yang diperingati setiap tahun.
Tabot digelar pada 1-10 Muharram kemudian dipadu dengan kegiatan seni budaya oleh pemerintah daerah dan menjadi bagian dari promosi wisata budaya dan religi di Bengkulu.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Suparhim Onoh mengatakan selain kegiatan utama yakni ritual tabot yang digelar KKT, festival tersebut juga dikemas untuk menampilkan kekayaan seni dan budaya lokal.
"Kegiatan ini tidak hanya untuk menarik wisatawan tapi juga lebih jauh yakni menggaet investor untuk menanamkan investasi di Bengkulu," ucapnya.
Pemerintah Provinsi Bengkulu mengalokasikan dana Rp600 juta untuk penyelenggaraan festival yang dibuka pada 2 Oktober 2016 itu dan sebesar Rp200 juta yang diserahkan kepada KKT Bengkulu untuk menggelar ritual Tabot.
Selain penampilan seni dan budaya, kegiatan tersebut juga diisi pameran produk unggulan dan potensi sumber daya alam Bengkulu serta pasar rakyat.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016