Rejang Lebong (Antara) - Petugas penyuluh pada Badan Penyuluh Pertanian, Perikanan, Perkebunan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu setiap tahun terus berkurang.
Menurut Kepala BP4K Kabupaten Rejang Lebong Mohammad Rafles, di Rejang Lebong, Senin, tenaga penyuluh yang mengalami pengurangan ini adalah yang berstatus PNS. Pengurangan akibat adanya penyuluh yang pindah tugas, meninggal dunia serta pensiun.
"Saat ini petugas penyuluh yang berstatus PNS tinggal 60 orang, jumlah penyuluh ini terus berkurang dan tidak pernah ada penambahan selain petugas tenaga harian lepas yang berasal dari Kementerian Pertanian," katanya.
Jumlah petugas penyuluh di BP4K Rejanglebong saat ini sebanyak 97 orang yang terdiri dari penyuluh berstatus PNS 60 orang, dan 37 orang penyuluh dengan status THL dari Kementerian Pertanian, sedangkan tenaga honorer digaji dari APBD setempat tidak ada.
Para petugas penyuluh, kata dia, bertugas melayani masyarakat pada 156 desa/kelurahan yang tersebar dalam 15 kecamatan.
Keterbatasan jumlah PNS penyuluh itu, menurut dia, karena selama ini dalam setiap penerimaan CPNS oleh pemerintah daerah maupun pusat tidak pernah ada formasi tenaga penyuluh, sehingga mengakibatkan penyuluh PNS ini tidak pernah bertambah setelah pengadaan massal pada era Orde Baru lalu dan dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan akan memasuki usia pensiun.
Sementara itu, pengangkatan 16 penyuluh BP4K Rejang Lebong yang berstatus THL menjadi PNS oleh Kementerian Pertanian, kata dia lagi, saat ini belum diketahui kendati proses pengangkatan mereka sudah dilaksanakan pada Agustus lalu melalui BKN Wilayah VII Palembang.
Penyuluh THL ini akan diangkat oleh pemerintah pusat menjadi PNS yang usianya masih di bawah 35 tahun pada Desember 2016 mendatang, dan mereka sudah mengabdikan diri sejak 2007 lalu namun belum diangkat semasa pemerintahan Presiden SBY.
"Mereka ini THL dari pusat yang ditempatkan di Rejang Lebong dan seluruhnya penyuluh. Kami berharap pengumumannya cepat keluar, sehingga mereka bisa memperkuat barisan penyuluh di Rejang Lebong," kata Rafles pula.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Menurut Kepala BP4K Kabupaten Rejang Lebong Mohammad Rafles, di Rejang Lebong, Senin, tenaga penyuluh yang mengalami pengurangan ini adalah yang berstatus PNS. Pengurangan akibat adanya penyuluh yang pindah tugas, meninggal dunia serta pensiun.
"Saat ini petugas penyuluh yang berstatus PNS tinggal 60 orang, jumlah penyuluh ini terus berkurang dan tidak pernah ada penambahan selain petugas tenaga harian lepas yang berasal dari Kementerian Pertanian," katanya.
Jumlah petugas penyuluh di BP4K Rejanglebong saat ini sebanyak 97 orang yang terdiri dari penyuluh berstatus PNS 60 orang, dan 37 orang penyuluh dengan status THL dari Kementerian Pertanian, sedangkan tenaga honorer digaji dari APBD setempat tidak ada.
Para petugas penyuluh, kata dia, bertugas melayani masyarakat pada 156 desa/kelurahan yang tersebar dalam 15 kecamatan.
Keterbatasan jumlah PNS penyuluh itu, menurut dia, karena selama ini dalam setiap penerimaan CPNS oleh pemerintah daerah maupun pusat tidak pernah ada formasi tenaga penyuluh, sehingga mengakibatkan penyuluh PNS ini tidak pernah bertambah setelah pengadaan massal pada era Orde Baru lalu dan dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan akan memasuki usia pensiun.
Sementara itu, pengangkatan 16 penyuluh BP4K Rejang Lebong yang berstatus THL menjadi PNS oleh Kementerian Pertanian, kata dia lagi, saat ini belum diketahui kendati proses pengangkatan mereka sudah dilaksanakan pada Agustus lalu melalui BKN Wilayah VII Palembang.
Penyuluh THL ini akan diangkat oleh pemerintah pusat menjadi PNS yang usianya masih di bawah 35 tahun pada Desember 2016 mendatang, dan mereka sudah mengabdikan diri sejak 2007 lalu namun belum diangkat semasa pemerintahan Presiden SBY.
"Mereka ini THL dari pusat yang ditempatkan di Rejang Lebong dan seluruhnya penyuluh. Kami berharap pengumumannya cepat keluar, sehingga mereka bisa memperkuat barisan penyuluh di Rejang Lebong," kata Rafles pula.***4***
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016