Bengkulu (Antarabengkulu.com) - Pusat Pendidikan Dan Pemberdayaan Untuk Perempuan dan Anak bekerja sama dengan Forum Pengada Layanan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan Anak serta Indonesia Free Style Fighting Camp, mengadakan pelatihan teknik pertahanan diri untuk mencegah kekerasan seksual dengan melibatkan 30 guru olahraga Kota Bengkulu, Rabu (26/10).

     Kegiatan bertemakan "Pelatihan Teknik Pertahanan Diri Untuk Mencegah Kekerasan Seksual Bagi Pelajar Perempuan" ini bertujuan membuka wawasan mengenai pencegahan terjadinya kekerasan seksual dan pelecehan. 

     Sasaran utama pelatihan ini merupakan institusi pemerintah ataupun swasta. Pelatihan ini dihadiri guru olahraga SD, SMP dan SMA di Kota Bengkulu karena mereka memiliki wewenanga di lingkup sekolah dan dianggap mampu menjadi perpajangan tangan untuk membuka wawasan siswi dengan mengajarkan cara- cara praktis untuk menghindari pelecehan seksual. 
     
    "Ini merupakan salah satu cara kami untuk pencegahan terjadinya kekerasan seksual dan pelecehan," kata Dede selaku guru beladiri. 

     Dalam pelatihan ini peserta diajarkan 22 teknik bagaimana cara melawan ketika terjadi kekerasan ataupun pelecehan seksual. Bagian tubuh yang dapat digunakan untuk menyerang pelaku yaitu mulut/gigi, jari, telapak tangan, siku, lutut dan kaki. 
    
     Dan sasaran yang dapat diarahkan untuk melumpuhkan pelaku yaitu melalui mata, telinga, leher, dagu dan kemaluan. "Pelatihan ini membuka reaksi siswi terhadap aksi jahat terhadap orang lain, dengan cara yang sederhana menggunakan alat tubuh mereka sendiri" lanjut Dede.

     Di Bengkulu, sejak Jauari 2016 tercatat sudah terjadi 147 kasus kekerasan seksual dan 80 persen terjadi pada anak. Hal itu membuat yayasan PUPA dan Indonesia Free Style Fighting Camp berencana untuk mengadakan pelatihan ke sekolah sekolah di Kota Bengkulu. Sedangkan Yayasan PUPA sendiri sudah melakukan pendampingan ke sekolah-sekolah sejak dua tahun terakhir. 

    "PUPA dan Indonesia Free Style Fighting Camp menggabungkan keterampilan dengan upaya mengenali tubuh perempuan sebagai potensi untuk mengalahkan kekuatan laki-laki dengan tubuh yang lebih besar," kata Direktur PUPA, Susi.

    "Kami juga berharap keterlibatan pemerintah terhadap menjalankan program ini, dengan cara memasukan materi ini kedalam kurikulum mata pelajaran olahraga," lanjut Susi.


Pewarta: Nanda Dwi Kurnia

Editor : Riski Maruto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016