Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia setiap bulannya pada 2016 menemukan sekitar 1,3-1,5 juta uang palsu yang beredar di Provinsi Bengkulu.

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Selasa, mengatakan, temuan tersebut berasal dari laporan perbankan serta sejumlah masyarakat di Bengkulu.

"Tetapi masih dominan laporan perbankan dibandingkan masyarakat, jadi itu lembaran berbentuk uang yang ditemukan perbankan di Bengkulu, kalau dari masyarakat masih minim sekali," kata dia.

Pada Oktober 2016, kata Endang, didata ada sebanyak 10 lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu, 11 lembar menyerupai pecahan Rp50 ribu dan satu lembar pecahan Rp20 ribu.

"Yang dominan memang pecahan serupa Rp100 ribu dan Rp50 ribu, untuk pecahan Rp5.000 dan Rp2.000 nihil," kata dia lagi.

Endang mengajak masyarakat agar lebih mengenali pecahan rupiah asli dengan menggunakan tiga metode, yakni dengan dilihat dan diraba fisik uangnya, diterawang tanda air yang ada pada lembaran rupiah.

Yang perlu dilihat, yakni warna uang rupiah yang asli akan terlihat jelas dan terang. Pada bahan kertas juga ditanam atau dianyam benang pengaman yang tampak seperti garis melintang dari atas ke bawah.

"Benang pengaman akan memendar jika dilihat menggunakan sinar ultraviolet, untuk pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu akan berubah warna jika digerakkan fisik uang," katanya.

Dengan cara meraba pecahan uang akan terasa teknik cetak khusus, yakni pada nominal, gambar utama, burung Garuda dan tulisan Bank Indonesia, terasa kasar apabila diraba. Juga terdapat kode tuna netra dalam mengenali pecahan uang.

"Ada tanda air jika diterawang, yakni berupa gambar pahlawan, selain itu juga ada gambar saling isi dari logo BI," ujarnya.

Dengan sejumlah ciri uang tersebut Endang mengharapkan masyarakat tidak lagi menjadi korban peredaran uang palsu yang terjadi di Provinsi Bengkulu. ***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016