Padang (Antara) -  Kementerian Kesehatan mengajak perempuan di Tanah Air untuk melakukan deteksi dini kanker serviks atau leher rahim serta kanker payudara karena hingga saat ini prevalensi atau temuan kasusnya masih cukup tinggi.

"Berdasarkan temuan kanker pada wanita peringkat pertama adalah payudara, peringkat dua leher rahim karena itu deteksi dini penting untuk dilakukan," kata Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI Lily Sriwahyuni Sulistyowati di Padang, Kamis.

Ia menyampaikan hal itu usai meninjau pelaksanaan  tes Inspeksi Visual Asetat (IVA) serta penyuluhan kesehatan di  Puskesmas Padang Pasir, Kecamatan Padang Barat bersama Direktur Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Maya A Rusady.

Menurutnya saat ini Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja bersama BPJS Kesehatan menyelenggarakan pemeriksaan IVA  bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai upaya deteksi dini kanker leher rahim.

"Ibu Negara Iriana Jokowi mengharapkan semua perempuan Indonesia yang sudah menikah atau berusia 30 tahun ke atas melakukan deteksi dini sebagai upaya pencegahan," katanya.

Ia mengatakan untuk menurunkan jumlah penderita kanker payudara dan leher rahim salah satu cara adalah dengan deteksi dini karena kebanyakan kasus, kalau sudah ada kasus biasanya stadiumnya  lanjut dan sulit untuk dapat sembuh total serta  biaya pengobatan cukup mahal.

"Deteksi dini bisa menyelamatkan hidup seorang perempuan, tapi kalau tidak ada yang peduli bisa sampai stadium lanjut," katanya

Ia menyebutkan secara nasional penderita kanker payudara dan leher rahim jumlahnya mencapai  empat sampai lima persen dari jumlah penduduk,  atau   terdapat 40 perempuan penderita kanker payudara dari 100 ribu orang dan 17 pengidap kanker serviks setiap kelipatan 100 ribu jiwa.

Sementara  Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Maya A Rusady di Padang menyampaikan pihaknya  ikut membantu agar seluruh peserta JKN tidak terkena kanker serviks.

"Hingga Oktober sudah dilakukan pemeriksaan kepada 95.803 peserta JKN Kartu Indonesia Sehat serta pemeriksaan papsmear pada 144.353 peserta," ujarnya.

Ia mengatakan kanker payudara dan serviks pada dasarnya dapat dicegah melalui deteksi dini dengan pemeriksaan yang sangat sederhana.

Deteksi dini ini bisa menyelamatkan hidup seorang perempuan, kalau sudah stadium lanjut biaya yang dikeluarkan cukup mahal  dan belum tentu sembuh total, kata dia.

Maya menyebutkan hingga saat ini pihaknya sudah melayani pengobatan sekitar 4.500 wanita yang mengidap kanker serviks dengan biaya mencapai Rp33 miliar.

Ia mengatakan pelayanan deteksi dini  dapat dilakukan di semua fasilitas kesehatan yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan mulai dari tingkat Puskesmas hingga Rumah Sakit.

Ia mengajak perempuan Indonesia memiliki kepedulian soal deteksi dini kanker payudara dan serviks yang menjadi tanggung jawab semua pemangku kepentingan. ***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016