Bangkok, Thailand (Antara) - Timnas Indonesia membukukan posisi runner up kelima kalinya setelah dipertandingan penentuan Piala AFF 2016 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Thailand, Sabtu (17/12) malam, harus menyerah dari tim tuan rumah dengan skor 0-2.

Dengan kekalahan ini, Indonesia harus puas dengan hasil agregat 2-3 setelah dipertandingan pertama di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Rabu (14/12) menang dengan skor 2-1. Partai puncak Piala AFF 2016 sendiri menggunakan sistem kandang dan tandang.

Sebelum pertandingan di Thailand, timnas Garuda sebelumnya sudah pernah merasakan hasil yang sama pada medio 2000, 2002, 2004, dan 2010. Dengan hasil ini memperpanjang dahaga Indonesia untuk berkibar di Asia Tenggara. Prestasi terakhir timnas setelah meraih emas SEA Games 1991.

Semangat Indonesia untuk membawa pulang trofi kejuaraan dua tahunan ini sangat tinggi. Terbukti semua pemain mengaku siap memberikan yang terbaik meski secara kebugaran belum maksimal setelah bermain ketat sejak babak semifinal melawan Vietnam.

Masuknya timnas Garuda ke final juga menjadi perhatian insan sepak bola Indonesia. Meski datang dengan pemain yang terbatas dan persiapan yang singkat, Boaz Solossa ternyata mampu membikin kejutan. Apalagi, pada kejuaraan ini tidak masuk dalam tim unggulan.

Anak asuh Alfred Riedl ini datang ke Negeri Gajah Putih sebenarnya dengan modal yang bagus karena dipertandingan final pertama di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Rabu (14/12) menang 2-1 atas Thailand. Hanya butuh hasil seri bagi timnas untuk menjadi juara.

Boaz Solossa dan kawan-kawan pada pertandingan penentuan ini sebenarnya mampu memberikan perlawanan pada anak asuh Kiatisuk Senamuang itu. Bahkan, tim tuan rumah ini baru bisa memecah kebuntuan pada menit 37 lewat Sirod Chattong. Kondisi ini bertahan hingga babak pertama usai.

Indonesia yang biasa bermain garang di babak kedua ternyata langsung kebobolan kembali lewat Sirod Chattong. Namun, setelah tertinggal 0-2 permainan timnas lebih terbuka dengan melakukan beberapa pergantian pemain seperti Rizky Pora dan memasukkan Ferdinan Sinaga serta menarik Zulham Zamrun digantikan Lerby Eliandry.

Dengan perubahan pemain ini, Indonesia sebenarnya mampu memberikan perlawanan tuan rumah yang memiliki pemain yang cukup berkelas. Hanya saja hingga pertandingan usai kedudukan tetap 0-2 untuk keunggulan Thailand.

Bagi Thailand, hasil ini adalah hasil yang luar biasa. Selain mampu mempertahankan predikat juara, trofi yang diraih tahun ini adalah kelima kalinya menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. Hasil ini langsung disambut dengan meriah oleh lebih dari 45.000 penonton yang memadati stadion terbesar di Thailand itu.

Meski hanya menjadi "runner up", pelatih Alfred Riedl tetap bangga dengan perjuangan Boaz Solossa dan kawan-kawan. Apalagi, lawan yang dihadapi saat ini sedang dalam kondisi terbaik, terutama di Asia Tenggara.

"Ini adalah hasil yang terbaik bagi Indonesia. Kita datang dengan persiapan yang singkat, bahkan kami tidak masuk dalam unggulan. Kenyataannya kita bisa masuk ke final. Ini luar biasa," kata Alfred Riedl usai pertandingan.

Menurut dia, meski saat ini hanya menjadi "runner up", timnas Indonesia ke depan mempunyai potensi yang sangat besar. Namun, persiapan untuk membangun timnas harus lebih panjang dan tidak ada hambatan yang mengganggu persiapan.

Hal yang sama dikatakan sang kapten timnas Indonesia Boaz Solossa. Menurut dia, dirinya dan pemain lain sudah berusaha mengeluarkan permainan terbaiknya meski secara umum timnas tertekan sejak awal. Apa yang dilakukan tidak membuahkan hasil dan akhirnya mengalami kekalahan.

"Kita sudah berusaha maksimal. Memang kita juga punya peluang, tetapi kita memang kurang beruntung sehingga tidak bisa mencetak gol. Thailand memang bermain bagus," kata Boaz Solossa usai pertandingan.

Sementara itu, Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi mengaku puas dengan hasil yang diraih oleh timnas Indonesia.

Menurut dia perjuangan yang ditunjukkan oleh semua telah menunjukkan semangat baja meski di atas kertas memang kalah dengan Thailand.

"Kita tetap puas dengan hasil ini. Ke depan kita harus lebih baik yang dimulai dengan persiapan yang matang dan terprogram dengan baik," kata Edy Rahmayadi.

Pria yang saat ini menjabat sebagai Pangkostrad ini menegaskan bahwa pihaknya tetap akan memberikan apresiasi atau bonus kepada seluruh punggawa timnas yang telah berjuang membawa nama bangsa di kancah internasional. Namun, untuk besarannya, tidak dipublikasikan.

"Bonus akan tetap kami berikan. Namun, untuk besarannya tidak bisa kami publikasikan. Yang jelas pemain sudah menunjukkan jiwa juang wajib mendapatkan apresiasi," kata Edy Rahmayadi menambahkan.

Setelah menyelesaikan Piala AFF 2016, timnas Indonesia dihadapkan dengan SEA Games 2017 di Malaysia. Namun, yang turun pada kejuaraan dua tahunan ini adalah timnas U-23. Berikutnya, adalah bersiap diri menghadapi Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.

Semoga prestasi Indonesia bisa lebih berkembang setelah mendapatkan modal di Thailand.***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016