Bengkulu (Antara) - Desa Lawang Agung, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu siap menjadi sentra bahan pangan olahan yakni komoditas lele asap.

Kepala Desa Lawang Agung Kabupaten Seluma, Kirman Efendi, di Bengkulu, Sabtu, menyebutkan, produksi ikan lele asap merupakan pengembangan usaha dari hasil budi daya perikanan darat yang dikelola 270 kepala keluarga di desa itu.

"Untuk tahap awal ini kami siap memasok satu sampai dua ton lele asap, hanya pasar Kota Bengkulu, ini saja belum bisa kita penuhi seluruhnya," kata dia.

Sentra lele asap ini berawal dari program pengembangan budi daya perikanan darat yang direalisasikan Desa Lawang Agung pada triwulan IV 2016.

"Saya berpikir jika memasok ikan segar maka akan banyak sisanya, karena budi daya lele ini juga banyak di daerah lain," kata Kirman.

Jika tidak dipasarkan maka, produksi akan menumpuk dan lele yang harusnya dipanen juga banyak yang akan mati. Oleh sebab itu, Kirman berpikir membuat usaha turunannya yakni lele asap.

"Lele jadi lebih awet, tidak langsung busuk lele segar, kita juga jadi punya waktu untuk memasarkannya. Dan saya sudah menemukan pasarnya, ada pelaku usaha yang mau mengambil dalam jumlah besar, hitungan ton," ucapnya.

Untuk perikanan darat jenis lele ini, Pemerintah Desa Lawang Agung mengalokasikan Dana Desa sebesar Rp100 juta guna pengadaan bibit. Sebanyak 150 ribu bibit telah disediakan untuk diternakkan sembilan kelompok budi daya pada triwulan I 2017 ini.

Setiap kelompok beranggotakan 20 sampai 40 orang dan akan mengelola kolam ikan yang berada di pekarangan dan belakang rumah masing-masing warga.

"Untuk ikan segar kita jual Rp17.000 ke pedagang pengumpul, bagi warga luar desa kita jual Rp25.000 per kilogram, sisanya kita jadikan lele asap," ujarnya.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017