Rejang Lebong (Antara) - Warga Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, membudidayakan tanaman aren di daerah itu.

"Bibit tanaman aren ini diambil dari anakan yang tumbuh liar dibawah pohon aren. Bibit aren ini harus dipindahkan dulu ke dalam polybag setelah besar baru ditanam di kebun," kata mas Totok (45) salah seorang pembudidaya tanaman aren di Desa Tanjung Aur, Kecamatan Sindang Kelingi, Senin.

Bibit tanaman aren itu sendiri kata dia, baru akan ditanam saat berumur enam bulan dengan ketinggian mencapai 30-50 cm. Anakan aren ini setelah ditanam dikebun harus dipasang pagar untuk setiap tanamannya sehingga tidak dimakan oleh hama babi.

"Hama babi sangat menyukai batang mudanya atau umbut aren, tanaman ini baru bisa tumbuh dengan baik saat ijuknya sudah ada," ujarnya.

Luasan kebun aren yang dimiliki Totok saat ini berjumlah 1,5 hektare, dimana dari kebun ini dirinya bisa menghasilkan puluhan liter air nira yang selanjutnya diolah menjadi gula merah atau disebut warga setempat "gula batok".

Selain mengambil air nira, tanaman aren dari kebunnya itu juga menghasilkan buah kolang-kaling yang jual setiap bulan puasa terutama untuk pembuatan kolak berbuka puasa serta serabut ijuk yang bisa dijadikan untuk berbagai aneka kerajinan.

Menanam pohon aren kata Totok sangat praktis, selain tidak membutuhkan perawatan khusus juga tidak ada yang suka mencuri hasil tanaman itu, baik berupa air nira, kemudian serabut ijuk dan lainnya. Tidak heran jika tanaman ini banyak ditanam warga di Kecamatan Sindang Kelingi baik sebagai pembatas lahan maupun ditanam secara khusus.

Sejauh ini kata bapak tiga anak itu, dirinya belum pernah mendapatkan bantuan bibit aren dari pemerintah kabupaten setempat maupun Pemprov Bengkulu, dirinya membudidayakan tanaman aren itu dengan menggunakan bibit yang tumbuh liar. ***3***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017