Jakarta (Antara) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise menekankan pentingnya ketahanan keluarga yang diukur dengan keberfungsian keluarga dalam memberikan pengasuhan kepada anggota keluarga.

Keluarga merupakan lembaga utama dan pertama yang berperan penting menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas sehingga keluarga perlu memiliki kekuatan dan ketahanan agar dapat mengatasi segala persoalan yang datang, baik dari dalam maupun dari luar keluarga.

Saat ini banyak masalah sosial yang terjadi berawal dari kegagalan atau ketidakberfungsian keluarga sehingga menimbulkan berbagai implikasi sosial, ekonomi, dan sebagainya.

"Pola asuh yang tepat sangat diperlukan untuk mewujudkan ketahanan keluarga, dan hal ini harus melibatkan seluruh unsur masyarakat, tidak terkecuali insan perguruan tinggi," kata Yohanna melalui rilis yang diterima Antara, Jumat.

Kemen PPPA juga telah meluncurkan program One Student Save One Family (OSSOF) yang merupakan program untuk mengantisipasi maraknya kekerasan dan tindakan diskriminatif terhadap perempuan dan anak dengan melibatkan mahasiswa.

"Program ini dapat menjadi wujud realisasi mahasiswa terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian pada masyarakat. Fungsi dan tanggung jawab sosial yang melekat pada mahasiswa dapat memberi penyadaran dan wawasan kepada masyarakat, sesuai dengan ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi sehingga dapat membantu menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi keluarga," ucap dia.

Dia juga menilai pentingnya Perguruan Tinggi dan Pusat Studi Wanita membawa isu kesetaraan gender dalam ranah akademik.

Untuk itu, dia mengimbau kepada seluruh Rektor dan Ketua Pusat Studi Wanita untuk mengambil langkah konkret dengan merumuskan kebijakan gender dalam pendidikan nasional.

Karena Perguruan Tinggi memiliki peran penting untuk meningkatkan kemampuan mahasiswanya di bidang kewirausahaan selain kecerdasan di bidang akademik dan mendorong mikro ekonomi kaum perempuan yang memutuskan dirinya sebagai ibu rumah tangga.

Demikian pula Pusat Studi Gender/Anak (PSG/A) dan Pusat Studi Wanita (PSW) juga penting terlibat dalam pelaksanaan program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, diantaranya melalui kajian-kajian yang rekomendasinya dapat menjadi bahan penyusunan kebijakan pembangunan PPPA dan dapat diimplementasikan bermitra dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah.

"Dalam rangka akselerasi tujuan pembangunan nasional, termasuk di dalamnya pembangunan bidang pendidikan, menuju kesetaraan dan keadilan gender dalam seluruh aspek kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka pendidikan yang berwawasan gender menjadi pilihan yang strategis," ujar dia. ***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017