Setelah tayang di bioskop Tanah Air dan beberapa negara Asia, film horor Indonesia Pernikahan Arwah akhirnya resmi bisa dinikmati lewat platform streaming Netflix mulai Kamis (2/7/2025). 

Film yang juga dikenal dengan judul internasional The Butterfly House ini membawa warna berbeda dalam genre horor tanah air dengan mengangkat kisah menyeramkan berlatar budaya Tionghoa yang kaya akan simbolisme dan tradisi spiritual.

Disutradarai oleh Paul Agusta, film ini diproduksi oleh Entelekey Media Indonesia dan Relate Films. Dibintangi oleh Morgan Oey, Zulfa Maharani, Jourdy Pranata, Brigitta Cynthia, Puty Sjahrul Munir, dan Verdi Solaiman.

Pernikahan Arwah menyuguhkan cerita yang tidak hanya mencekam tapi juga sarat makna budaya, terutama terkait dengan tradisi ghost marriage atau pernikahan arwah dalam kepercayaan Tionghoa.

Baca juga: Film Mertua Ngeri Kali jadi debut layar lebar Bunda Corla
Baca juga: Marvel Studios rilis trailer film "The Fantastic Four: First Steps"

Plot Cerita

Cerita dimulai dengan pasangan muda Salim (diperankan oleh Morgan Oey) dan Tasya (Zulfa Maharani) yang tengah mempersiapkan pernikahan mereka. Setelah menyelesaikan upacara sangjit, tradisi pertunangan khas Tionghoa, mereka berencana melakukan sesi foto pre-wedding. 

Namun rencana berubah drastis ketika Salim mendapatkan kabar bahwa satu-satunya kerabat yang tersisa, bibinya, meninggal dunia secara mendadak. Sebagai bagian dari kewajiban keluarga, Salim harus kembali ke rumah leluhurnya di Jawa Tengah untuk menjalankan ritual harian berupa pembakaran dupa di altar keluarga. 

Tradisi ini wajib dilakukan sebagai bentuk penghormatan bagi arwah yang telah berpulang. Karena terikat kewajiban tersebut. Untuk menjaga kelangsungan jadwal pernikahan, mereka pun memutuskan melakukan sesi foto pre-wedding di rumah leluhur Salim.


Namun, keputusan itu menjadi awal dari serangkaian pengalaman supranatural yang mengusik keduanya. 

Rumah tua itu ternyata menyimpan sejarah kelam dan energi mistis yang belum terselesaikan. Sosok perempuan misterius berpakaian pengantin Tionghoa mulai menampakkan diri. 

Tidak hanya satu atau dua kali, penampakan itu semakin sering dan intens, meneror Salim, Tasya, serta tim foto yang terlibat. Alih-alih melarikan diri, Tasya justru terdorong untuk mencari tahu rahasia masa lalu keluarga Salim. 

Pencarian itu menuntun mereka pada praktik kuno pernikahan arwah yakni pernikahan spiritual antara dua orang yang telah meninggal atau antara orang hidup dan roh. 

Praktik ini dipercaya mampu menghindarkan kesialan dan memberi ketenangan bagi arwah yang meninggal dalam keadaan lajang.

Di tengah kegelisahan dan rasa takut, Tasya dan Salim dihadapkan pada pilihan sulit, apakah mereka akan tetap melangsungkan pernikahan atau menyerah pada ketakutan yang perlahan menguasai mereka. 

Baca juga: Indro sebut film "Warkop DKI Kartun" libatkan 400 animator
Baca juga: Film mahasiswa UI raih penghargaan Sony Future Filmmaker Awards 2025

Tak hanya tentang cinta dan keluarga, film ini juga membawa pesan mendalam tentang bagaimana trauma, sejarah kelam, dan tradisi yang tak dijelaskan bisa menjadi benih teror yang nyata.

Yang membuat Pernikahan Arwah semakin menarik adalah pendekatannya yang otentik terhadap budaya Tionghoa. Dari elemen visual seperti altar leluhur, prosesi sangjit, hingga pakaian pengantin merah khas Tionghoa, semuanya disajikan dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian artistik, menciptakan suasana mencekam sekaligus memikat.


Sebelum hadir di Netflix, film ini sempat diputar di bioskop berbagai negara Asia, termasuk Malaysia, Filipina, Vietnam, Laos, Brunei Darussalam, Myanmar, dan Kamboja. 

Dengan judul The Butterfly House, film ini berhasil menyedot perhatian karena keunikannya dalam menggabungkan horor lokal dengan sentuhan budaya yang spesifik namun bersifat universal ketakutan akan kematian, kehilangan, dan hal-hal tak terlihat.

Jika Anda penggemar film horor dengan nuansa budaya yang kental, Pernikahan Arwah adalah tontonan yang sayang untuk dilewatkan.

Baca juga: Film "Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut" siap tayang dibioskop 24 Juli
Baca juga: Geser horor "KKN di Desa Penari", animasi "Jumbo" raih lebih dari 10 juta penonton

 

Konser Jumbo ramaikan hari kemerdekaan, ajak nyanyi bersama!

 

 

Pewarta: Vonza Nabilla Suryawan

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025