Banda Aceh (ANTARA Bengkulu) - Gema lagu Indonesia Raya mengumandang dinyanyikan ribuan undangan yang memenuhi ruang rapat dan pelataran halaman kompleks gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Senin (25/6).

Lagu kebangsaan Indonesia itu mengumandang menjelang pengambilan sumpah pada pelantikan gubernur dan wakil gubernur Aceh pasangan  Dr Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf (Zikir).

Sosok Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf, semasa Aceh dirundung konflik puluhan tahun silam atau sebelum perjanjian damai diikrarkan di Helsinki, Filandia, dikenal kalangan luas adalah petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Ketika itu, Zaini Abdullah menjabat Menlu GAM dan Muzakir Manaf adalah panglima tentara GAM. Zaini Abdullah, puluhan tahun hidup dipengasingan, sementara Muzakir Manaf bergerilya masuk dan ke luar hutan diburu karena melakukan perlawanan terhadap pemerintah (RI).

Konflik bersenjata di Aceh berakhir, setelah tragedi kemanusiaan melanda provinsi ujung sebelah barat Indonesia itu dilanda gempa dahsyat disusul tsunami yang mengakibatkan kehancuran dan kematian lebih 200 ribu anak manusia di wilayah tersebut, 26 Desember 2004.

Hikmah dibalik bencana tsunami, akhirnya Pemerintah Indonesia dan para pimpinan GAM  menuju ke meja perundingan yang dimediasi oleh Marti Ahtisaari melalui lembagan Crisis Management Initiative(CMI), 15 Agustus 2005.

Kini, kedua mantan orang yang dinilai berpengaruh itu memanggul amanah sebagai Kepala Pemerintah dan Wakil Kepala Pemerintah (gubernur/wakil gubernur) Aceh, setelah dilantik dan disumpah Mendagri Gamawan Fauzi atasnama Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Kursi gubernur dan wakil gubernur Aceh periode 2012-2017 pasangan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf yang diusung Partai Aceh itu diperolehnya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 9 April 2012.

Setelah berhasil meraih suara terbanyak pada pilkada yakni sekitar 55 persen, maka kedua tokoh Aceh itupun tidak berhenti dan  berjuang mencari dukungan dari berbagai pihak, tidak terkecuali dari Pemerintah Pusat, TNI, dan Polri di Jakarta.

Karenanya, tidak heran politisi dan tokoh nasional serta sejumlah menteri ikut menghadiri pelantikan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf sebagai gubernur dan wakil gubernur Aceh periode lima tahun mendatang.

Para tokoh dan politisi nasional ikut menyaksikan ketika dua pria berseragam putih-putih itu dilantik dan disumpah menjadi perpanjangan tangan pemerintah pusat di Aceh, seperti Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso, Fadel Muhammad, dan Prabowo Subianto.

Politisi Partai Golkar Priyo Budi Santoso menilai, dilantiknya pasangan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf (Zikir) sebagai gubernur dan wakil gubernur Aceh semakin memperkuat ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Saya menilai justru dengan keduanya sebagai gubernur dan wakil gubernur Aceh, nanti ikatan NKRI akan lebih kuat, karena keduanya adalah tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM)," katanya.

Ia menambahkan, kedua tokoh tersebut telah dipercaya masyarakat  provinsi ini untuk memimpin Aceh hingga masa mendatang.

Wakil Ketua DPR itu juga mengatakan bahwa  pasangan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf sebagai gubernur dan wakil gubernur Aceh merupakan nilai baru bagi masyarakat di provinsi itu.

"Hari ini, akan memperkuat sejarah yang baru dengan terpilihnya duet antara senior Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf. Keduanya adalah duet yang saling melengkapi dan memberi nilai baru bagi rakyat Aceh," katanya menambahkan.

Dengan dilantiknya gubernur dan wakil gubernur Aceh, Priyo Budi mengharapkan menjadi babak dan langkah baru bagi pembangunan berbagai sektor di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.

Wakil Ketua MPR Ahmad Farhan Hamid mengharapkan semua pihak terus membantu Pemerintah Aceh di bawah pimpinan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf.

"Harapan saya agar Aceh ke depan lebih baik dan aman, serta perdamaian terus berlanjut untuk bersama-sama membangun daerah ini ke arah yang lebih baik," katanya menambahkan.

Farhan Hamid juga berharap agar gubernur dan wakil gubernur Aceh bukan lagi milik satu kelompok tapi adalah milik seluruh masyarakat di provinsi berpenduduk sekitar 4,6 juta jiwa tersebut.

      
                      Aceh aman membangun

Ketua Umum Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto mengharapkan Aceh yang sudah dalam suasana damai tetap kondusif di bawah kepemimpinan Gubernur Zaini Abdullah dan Wakil gubernur Muzakir Manaf.

"Saya berharap Aceh ini tetap kondusif dan masyarakat hidup dalam suasana damai seperti sekarang ini di bawah kepemimpinan yang baru dilantik," ujar Prabowo yang juga mantan Komandan Kopassus itu.

Menurut Prabowo, Aceh sudah begitu kondusif. Hal ini bisa dilihat dari proses pilkada yang berlangsung beberapa bulan lalu. Pesta demokrasi ini berjalan dalam suasana damai.

"Semuanya sudah kondusif dan berjalan dalam suasana damai. Dan ini harus bisa dipertahankan oleh gubernur dan wakil gubernur Aceh yang baru dilantik," ujar dia.

Prabowo menambahkan, terpilihnya Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf merupakan bukti dukungan rakyat. Dukungan ini harus dijawab dengan diwujudkan kesejahteraan rakyat.

"Kontribusi rakyat kepada mereka cukup besar. Dan ini saya kira baik, terutama dalam perbaikan pemerintahan serta mewujudkan kesejahteraan rakyat," ungkap Prabowo.

Oleh karena itu, ia mengharapkan kepemimpinan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf dapat melanjutkan pembangunan dalam kondisi yang aman, sehingga Provinsi Aceh lebih baik lagi di masa mendatang.

Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur setelah meraih 1.327.695 suara atau 55,78 persen dari total 2.380.386 suara sah pada pilkada 9 April 2012.

Mantan anggota DPR Ferry Mursyidan Baldan menyatakan program menyejahterakan masyarakat di Provinsi Aceh bukan bagi uang tetapi salah satunya dengan meningkatkan sumberdaya manusia dan membuka lapangan kerja baru bagi seluruh masyarakat.

"Artinya, peningkatan kesejahteraan akan mampu dicapai melalui peningkatan sarana dasar bagi seluruh masyarakat seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan ketersediaan tenaga kerja," katanya.

Ia meyakini program pembangunan yang dituangkan dalam visi dan misi gubernur/wakil gubernur pasangan "Zikir" mampu diimplementasikan mewujudkan Aceh lebih baik.

"Program pemberian tunjangan bagi keluarga di Aceh juga harus diartikan dalam bentuk ketersediaan lapangan kerja bukan untuk bagi-bagi uang," katanya.

Sementara itu, Mendagri Gamawan Fauzi mengatakan pilkada Aceh yang serentak dengan pemilihan bupati/wakil bupati dan wali kota/wakil wali kota di 17 kabupaten dan kota di provinsi ini berjalan dengan dinamika politik yang tinggi.

"Pilkada di Aceh pada April 2012 itu berjalan dengan dinamika politik yang tinggi dan sempat tertunda beberapa kali," katanya menjelaskan.

Oleh karena itu, Mendagri juga mengimbau agar seluruh elemen masyarakat Aceh untuk memberikan dukungan penuh kepada gubernur dan wakil gubernur tersebut.

"Dengan dilantiknya Zaini Abdulah dan Muzakir Manaf, maka hari ini keduanya adalah gubernur dan wakil gubernur milik seluruh masyarakat Aceh," kata dia menambahkan.

Gamawan Fauzi juga mengibaratkan, deretan papan bunga ucapan selamat di kiri dan kanan badan jalan yang panjangnya hampir satu kilometer serta tingginya animo masyarakat, harus dijawab gubernur dan wakil gubernur untuk menyejahterakan masyarakat Aceh.

"Mulai hari ini, gubernur dan wakil gubernur Aceh itu bukan lagi milik partai pengusung. Karenanya tingkatkan kesejahteraan dan keadilan serta ciptakan kondisi kondusif untuk melanjutkan pembangunan Aceh kedepan," kata Mendagri.

Ketua DPRA Tgk Hasbi Abdullah menekankan kepada seluruh elemen masyarakat untuk menyimpan berbagai perbedaan yang muncul sebelum dan saat pilkada lalu.

Yang ada saat ini adalah gubernur dan wakil gubernur milik semua rakyat Aceh. Jadi semua perbedaan yang muncul pada masa lalu harus dilupan, katanya mengharapkan.

Hasbi Abdullah menekankan tugas prioritas dan tidak kalah pentingnya diperhatikan adalah terkait dengan Undang Undang Nomor 11/2006 tentang Pemerintah Aceh (UUPA) dalam bingkai NKRI.(ant)

Pewarta: Oleh Azhari

Editor : Ferri Aryanto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012