Bengkulu (Antara) - Pemerintah Desa Lawang Agung Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu mulai memproduksi industri turunan olahan dari budi daya ikan lele yakni lele asap dan untuk produksi perdana mampu mencapai 300 kilogram.

Kepala Desa Lawang Agung Kabupaten Seluma Kirman Efendi di Bengkulu, Jumat, menyebutkan sebelum industri olahan itu beroperasi, desa tersebut mengembangkan budi daya ikan lele dengan memanfaatkan pembiayaan Dana Desa.

"Perdana ini baru bisa 300 kilogram, permintaan jauh lebih besar. Oleh sebab itu sepertinya kita harus kembangkan juga budi dayanya untuk lebih besar lagi, sehingga pasokan komoditasnya mencukupi untuk olahan lele asap," kata dia.

Produksi ikan lele asap itu merupakan pengembangan usaha dari hasil budi daya perikanan darat yang dikelola 270 kepala keluarga di desa itu yang tergabung dalam kelompok tani.

"Ke depannya kita berharap mampu memasok sampai dua ton lele asap dan memenuhi seluruhnya permintaan pasar," kata dia lagi.

Ke depannya Desa Lawang Agung menargetkan menjadi sentra budi daya lele dan industri turunan olahannya, tidak hanya dalam ruang lingkup Kabupaten Seluma saja, tetapi untuk Provinsi Bengkulu.

"Pemikiran olahan tersebut berawal, jika memasok ikan segar maka akan banyak sisanya, karena budi daya ikan jenis ini juga banyak di daerah lain, oleh karena itu harus ada terobosan," kata Kirman.

Jika tidak dipasarkan maka risikonya produksi akan menumpuk sementara yang harusnya dipanen juga banyak, akibanya sebagian besar akan mati.

Ternyata lele asap terobosan kepala desa peraih penghargaan terbaik dari Presiden Joko Widodo mengenai pengelolaan Dana Desa ini menjadi lebih terbuka lebar ketika menemukan pasar yang siap menampung dalam jumlah besar.

Untuk triwulan I 2017 Pemerintah Desa Lawang Agung mengalokasikan Dana Desa sebesar Rp100 juta guna pengadaan bibit ikan lele demi memenuhi kebutuhan bahan baku olahan lele asap.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017