Beijing (Antara) - Menteri Luar Negeri China Wang Yi memastikan Presiden Indonesia Joko Widodo menghadiri Forum Kerja Sama Internasional Satu Ikatan dan Satu Jalan (Belt and Road) di Beijing pada 14-15 Mei 2017.

Dalam pengarahan pers di Beijing, Selasa, Wang menyebutkan 28 kepala negara dan kepala pemerintahan akan menghadiri pertemuan yang digagas Presiden China Xi Jinping itu.

"Ada 28 negara yang memastikan hadir dalam forum ini nanti," katanya saat memberikan keterangan pers bersama Deputi Dikrektur Pembangunan Nasional dan Komisi Reformasi China, Wang Xiaotao.

Sebanyak 28 kepala negara dan kepala pemerintahan yang bakal menghadiri forum tersebut ialah Presiden Argentina, Presiden Chile, Presiden Ceko, Presiden Indonesia, Presiden Kazakhstan, Presiden Kenya, Presiden Laos, Presiden Filipina, Presiden Rusia, Presiden Swiss, Presiden Turki, Presiden Uzbekistan, dan Presiden Vietnam.

Selain itu, Perdana Menteri Kamboja, Perdana Menteri Ethiopia, Perdana Menteri Fiji, Perdana Menteri Yunani, Perdana Menteri Hungaria, Perdana Menteri Malaysia, Perdana Menteri Mongolia, Perdana Menteri Myanmar, Perdana Menteri Pakistan, Perdana Menteri Polandia, Perdana Menteri Serbia, Perdana Menteri Spanyol, Perdana Menteri Singapura, dan Perdana Menteri Srilanka serta Presiden China selaku tuan rumah.

"Presiden Xi nanti akan membuka forum tersebut selaku tuan rumah pertemuan tingkat tinggi," ujar Wang didampingi juru bicara Kemenlu China, Lu Kang.

Menurut Menlu, Presiden Xi menganggap penting pertemuan tersebut guna meningkatkan kerja sama internasional di kawasan di segala bidang, termasuk ekonomi, perdagangan, investasi, dan konektivitas.

"Kami berharap forum ini menguntungkan negara-negara peserta terutama dalam menciptakan kesetaraan di kawasan," tuturnya.

Pertemuan tersebut digagas oleh Presiden Xi saat menjadi pembicara utama dalam Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, pada 17 Januari 2017.

Sementara itu, Wang Xiaotao menambahkan bahwa forum tersebut untuk memecahkan semua persoalan di kawasan dan ekonomi global, sekaligus memastikan bahwa gagasan "Belt and Road" dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat di negara-negara yang terlibat.

"Belt and Road" digagas Presiden Xi pada 2013 untuk membangun jaringan perdagangan dan infrastruktur yang menghubungkan Asia dengan Eropa dan Afrika. Gagasan itu merupakan pengembangan dari program Jalan Sutera.

Sejak saat itu lebih dari 100 negara dan organisasi internasional memberikan tanggapan yang positif atas gagasan tersebut, dan lebih dari 40 negara dan organisasi internasional menandatangani kesepakatan kerja sama dengan China.***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017