Bengkulu (Antara) - Seorang warga Kota Bengkulu yang juga akademisi Universitas Bengkulu tewas tenggelam saat mengikuti kegiatan arung jeram pada Sabtu (22/4).

"Kami baru mendapat informasi mengenai hal ini, itu pun dari media sosial. Kami juga belum bisa memberikan komentar apa pun," kata Sekretaris Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Bengkulu Arie Saputra Wijaya, di Bengkulu, Minggu.

Menurut Arie, kegiatan arung jeram yang diikuti korban ini bukanlah kegiatan yang diselenggarakan di bawah naungan FAJI Bengkulu.

Pada media sosial tertera dosen yang tenggelam dan terseret arus sungai itu bernama Ny Esti Ambaratsari. Korban bersama beberapa mahasiswa mengikuti kegiatan arung jeram di sungai yang berada di Desa Kota Agung, Kecamatan Bermani Ilir, Kabupaten Kepahiang.

Menurut Arie, terlepas siapa pun yang melaksanakan kegiatan arung jeram, baik personal, kelompok, perkumpulan atau lembaga, sudah seharusnya memperhatikan pola manajemen "safety procedure" dan "zero accident" yang mungkin terjadi.

"Semoga kejadian seperti ini ke depan tidak terjadi lagi, bagi kami, ini sebuah pembelajaran begitu pun untuk semua, khususnya pelaku olahraga arung jeram. Sebelum berkegiatan baiknya harus mempertimbangkan berbagai aspek keselamatan," ujarnya lagi.

Ari mengingatkan, hal yang menjadi perhatian penting lainnya yakni kemampuan operator atau pendamping peserta arung jeram, apakah sudah memiliki sertifikasi sesuai dengan standar keselamatan yang ada atau tidak.

"Hal ini yang terus kita sosialisasikan ke semua pelaku arung jeram di Bengkulu," ujarnya pula.***4***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017