Jakarta (Antara) - Profesor riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Gadis Sri Haryani mengatakan pemerintah perlu membentuk badan yang bertugas khusus untuk merestorasi danau.

"Perlu segera dibentuk badan untuk merestorasi danau dan menjaga agar jangan sampai 840 danau di Indonesia jadi rusak," kata Gadis dalam lokakarya nasional pengelolaan danau berkelanjutan di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan pembentukkan badan restorasi danau tersebut bertujuan agar mampu mewujudkan pengelolaan danau secara lebih terpadu.

Pengelolaan tersebut tidak hanya terbatas pada danau saja, tetapi juga pengelolaan dengan pendekatan daerah tangkapan air sebagai input dari sistem danau.

Sementara itu, pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) Sigid Hariyadi dalam kesempatan yang sama menyebutkan setidaknya ada tiga permasalahan di danau.

Permasalahan tersebut yaitu eutrofikasi atau penyuburan perairan, pendangkalan, dan pencemaran.

Hal itu dapat menyebabkan area di sekitar danau terdapat banyak lahan kritis dan gangguan limbah yang mengakibatkan peningkatan laju erosi, penurunan kualitas air danau, dan spesies asli danau menjadi terancam punah.

"Sehingga perlu ada institusi pengawas. Bagaimanapun peran pemerintah diperlukan," kata Sigid.

Indonesia tercatat memiliki sekitar 840 danau termasuk danau-danau yang memiliki luas yang kecil. Masing-masing danau memiliki karakteristik yang unik.

Danau-danau tersebut apabila dikelola dengan baik dapat berperan sebagai sumber air masyarakat, pengendali banjir, pengendali iklim lokal, dan penggerak berbagai sektor seperti pertanian, perikanan, pariwisata, dan transportasi. ***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017