Bengkulu (Antara) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengimbau semua pihak tidak bermain-main dengan kebhinnekaan tapi terlibat aktif merawat kemajemukan Indonesia.

"Harus selalu diingat dan disadari bahwa Indonesia itu majemuk, jadi jangan bermain-main dengan kebhinnekaan," kata Menteri saat membuka sosialisasi bantuan pemerintah pendampingan sekolah pelaksana Kurikulum 2013 dan sekolah model jenjang SMP, SMA dan SMK se-Provinsi, di Bengkulu, Minggu.

Menteri mengatakan secara agregat Indonesia memang mayoritas beragama Islam, namun hal itu tidak serta merta memberikan hak bagi mayoritas untuk berbuat intoleran.

Menurut dia, meski masyarakat Indonesia mayoritas Islam, namun di beberapa daerah di Nusantara, umat Muslim justru minoritas.

"Kalau kita sebagai mayoritas intoleran, bukan tidak mungkin itu dibalaskan kepada umat Muslim di mana mereka menjadi minoritas, jadi mari kita pikirkan sama-sama," katanya.

Menteri juga mengingatkan bahwa pihak yang berbuat intoleran kepada umat lain perlu dipertanyakan kehidupan beragamanya.

Bila seseorang memahami agama Islam dengan baik, menurut dia tidak ada celah untuk berbuat intoleran, apalagi radikal.

Karena itu, Menteri mengimbau seluruh pendidik untuk memupuk semangat toleransi di sekolah melalui peningkatan kualitas belajar mengajar.

Reformasi sekolah lanjut Menteri akan dimulai pada tahun ajaran baru 2017/2018 dengan menambah waktu di sekolah menjadi delapan jam.

"Reformasi sekolah segera dimulai dengan delapan jam waktu di sekolah dengan sistem belajar yang kreatif, kritis, dan analitis," katanya.

Pada hari Sabtu tambahnya, para murid dapat diarahkan untuk kegiatan ekstrakurikuler namun keputusan itu bergantung pada pihak sekolah.

Menurut Menteri, meski kegiatan di sekolah berlangsung selama delapan jam per hari, tidak akan ada penambahan mata pelajaran.

"Sekolah ditantang untuk membuat sistem belajar yang menarik dan tidak membuat murid bosan," katanya.***4***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017