Jakarta (ANTARA Bengkulu) - Dirut Perum LKBN Antara Dr Ahmad Mukhlis Yusuf, Senin malam, bertolak ke Moskwa untuk mengikuti Pertemuan Puncak Media Sedunia yang dibuka Presiden Rusia Vladimir Putin dan dihadiri 500 CEO perusahaan media dan tokoh pers internasional.

Mukhlis didampingi Wakil Pemred Antara Akhmad Kusaeni dijadwalkan menyampaikan pemaparan mengenai pengalaman Antara menuju kantor berita multimedia kelas dunia.

Selain dari Antara, delegasi Indonesia yang  berpartisasi dalam World Media Summit-WMS adalah Ketua Dewan Pengawas TVRI Elprisdat, Dewan Pengawas Radio Republik Indonesia (RRI) Alit Wiratmaja dan Wakil Pemred Detik.com Arifin Asydhad.

"Kami akan saling tukar pengalaman bagaimana Antara bisa survive di tengah persaingan bisnis media yang makin ketat dan informasi yang cenderung bisa diakses gratis di Internet," kata Ahmad Mukhlis Yusuf.

Ia mengatakan revolusi digital membuat industri media menghadapi tantangan dan peluang baru. Media seperti Antara harus mencari lahan usaha dan pendapatan baru dengan memanfaatkan perkembangan Internet, facebook, Youtube dan media sosial lain.

Perkembangan teknologi informasi menjadi peluang bisnis bagi Antara terbukti antara lain dengan kerja sama dengan Yahoo untuk mengisi kontennya.

"Untuk bisa maju dan berkembang, kantor berita perlu menyesuaikan diri dengan aturan main baru dalam era digital. Meskipun media baru berkembang, kantor berita tetap dibutuhkan karena fungsinya sebagai penyedia konten," katanya.

Antara juga menyikapi perkembangan digital dan perkembangan penyiaran, antara lain, dengan membuat program Merah Putih bersama RRI dan TVRI, selain dengan jaringan kelompok usaha JPMC, Cahaya TV, Tempo TV dan sindikasi media dengan BUMN Track, Smart FM dan Koran Jurnal Nasional.

"Produks berita Antara kini sudah bisa dinikmati melalui teks, foto, video, online, dan koran sisipan di daerah-daerah perbatasan. Antara sudah menjadi kantor berita multimedia yang berpengaruh di Indonesia," katanya.

Menurut  Mukhlis, WMS di Rusia ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya berlangsung bulan Oktober 2009. Setelah sukses menyelenggarakan Olimpiade, China waktu itu  menggelar kegiatan spektakuler dengan mengumpulkan 135 pemilik dan CEO media dari 7O negara di Beijing, termasuk Rupert Murdoch.

Tema yang dibicarakan di Mokswa adalah "Media Global: Tantangan Abad 21". Sedangkan topiknya meliputi masa depan informasi dunia, hubungan antara media baru dan media tradisional, keselamatan wartawan dalam liputan berbahaya, dan industri bisnis media. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012