Cardiff (Antara/Reuters) - Penjaga gawang Juventus yang terbesar dari generasinya, Gianluigi Buffon, mencicipi kekalahan ketiganya di final Liga Champions, satu-satunya gelar utama yang belum pernah direngkuh dalam karirnya, dan sekali lagi harus terlepas dari genggamannya.

Kekalahan 1-4 oleh Real Madrid dalam laga final pada Sabtu malam waktu setempat (Minggu dini hari WIB) sangat sulit diterima bagi pemain berusia 39 tahun yang mungkin tidak akan pernah mendapat kesempatan lain untuk memenangkan hadiah utama bagi klub sepakbola Eropa.

"Ini adalah kekecewaan besar karena kami pikir kami melakukan semua yang kami butuhkan untuk menang," kata Buffon kepada televisi Italia.

"Kami memiliki babak pertama yang hebat dimana kami menempatkan Real dalam masalah. Itu membuat mulut anda terbuka, episode yang tidak pernah berjalan dengan cara kami," katanya, mengacu pada serangan deflect Casemiro yang dibelokkan Casemiro yang membuat Real memimpin 2-1.

Sebelumnya, Buffon telah bermain di dua final Liga Champions dan keduanya menemui kegagalan setelah hanya keluar sebagai runner-up, yaitu ketika melawan AC Milan melalui adu penalti di Manchester pada 2003 dan melawan Barcelona di Berlin dua tahun lalu.

Walaupun dalam kekecewaan yang pahit, bagaimanapun, Buffon mampu mengumpulkan apa yang dibutuhkan untuk meraih kemenangan.

"Untuk memenangkan piala ini anda harus lebih kuat dari segalanya yang menentang anda. Di babak kedua kelas mereka, kekuatan mereka, kemampuan mereka untuk memenangkan tantangan ini terlihat dan mereka memang pantas menang," kata Buffon.

Meskipun begitu tidak ada pelipur bagi kapten Juventus saat melihat karirnya ke belakang, di mana dia tidak mampu berbuat banyak untuk mengukuhkan diri di berbagai partai final tersebut.

Di level klub, Buffon memulai debut dalam karirnya dengan mengklaim Piala UEFA dan Piala Italia bersama Parma pada 1999. Dengan Juventus, dia telah memenangkan gelar liga Italia delapan kali.

Sementara di tim nasional, di bawah bimbingan mantan pelatih Juve Marcello Lippi, Buffon memenangkan Piala Dunia 2006, yang menjadi pengganti kekecewaan dia melewatkan keberhasilan Italia menjadi juara Eropa pada tahun 2000 dikarenakan cedera.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017