Rejang Lebong (Antara) - Para pedagang bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional dalam Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini mulai kekurangan pasokan garam yang masuk ke daerah itu.

Menurut keterangan Akok (52) salah seorang pedagang sembako di kawasan Pasar Atas Curup, Selasa, menipisnya pasokan garam ke daerah itu terjadi sejak sebulan belakangan menyusul krisis garam yang terjadi di Tanah Air.

"Garam dapur ini mulai sulit didapatkan sejak sebulan terakhir dan harganya juga ikut naik, garam yang biasanya kami jual seharga Rp1.500 per bungkus sekarang naik menjadi Rp2.500 per bungkus. Saat ini stok yang ada di gudang kami mulai menipis karena tidak ada pasokan yang masuk," katanya.

Kebutuhan garam yang dijualnya di daerah itu, kata dia, perbulannya mencapai 500 kg, dimana barangnya selama ini didatangkan dari Kota Palembang. Namun belakangan pengiriman pasokannya dari Kota Palembang mulai berkurang.

Garam konsumsi yang beredar di wilayah itu kata dia, selain dikirim dari Kota Palembang, juga didatangkan dari sejumlah daerah di Jawa maupun dari Kota Bengkulu.

Namun pasokan dari luar daerah ini juga terhenti, mengingat seluruh daerah juga mengalami krisis garam.

Hal serupa juga diutarakan oleh Safran (37) pedagang sembako lainnya di kawasan Pasar Atas Curup, dan berharap agar krisis garam ini dapat segera teratasi, karena jika dibiarkan akan berpengaruh terhadap jenis kebutuhan pangan lainnya.

"Walaupun harganya murah, tetapi ini dapat mempengaruhi bahan-bahan kebutuhan pokok lainnya. Selain itu, jika garam beryodium mahal dan langka maka kemungkinan peredaran garam tidak beryodium akan terjadi," ujarnya.***3***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017